Karakteristik Fisik dan Kimia Biji Kopi Robusta Asalan Jember Terfermentasi Kefir Menggunakan Metode Semi Karbonik Maserasi Terkontrol
Abstract
Mayoritas biji kopi robusta perkebunan rakyat di Jember dikeringkan secara
langsung di bawah sinar matahari. Biji kopi hasil olahan kering biasanya
dikategorikan kopi bermutu rendah. Upaya untuk memperbaiki mutu kopi robusta
asalan dapat dilakukan dengan cara refermentasi menggunakan inokulum kefir.
Starter kefir mengandung khamir dan bakteri asam laktat yang dapat berperan
penting dalam fermentasi biji kopi. Mikroba kefir dapat tumbuh secara baik jika
tersedia sumber karbon, seperti laktosa yang cukup, dan kondisi optimum untuk
pertumbuhannya. Metode semi karbonik maserasi dilakukan dengan cara
merendam sempurna biji kopi di dalam wadah berisi air tanpa menginjeksikan gas
CO2. Penggunaan metode semi karbonik maserasi yang dikontrol suhu dan lama
fermentasi dapat memperbaiki pertumbuhan inokulum, dan laju fermentasi.
Peningkatan mutu biji kopi robusta asalan Jember dapat dilakukan dengan
refermentasi pada suhu dan lama waktu yang tepat menggunakan inokulum kefir
secara semi karbonik maserasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik
fisik dan kimia kopi robusta asalan Jember hasil fermentasi dengan perbedaan suhu
dan lama fermentasi dengan penambahan inokulum kefir menggunakan metode
semi karbonik maserasi terkontrol.
Penelitian ini dilakukan dengan memfermentasi granula biji kopi robusta
asalan Jember dengan penambahan starter kefir 2% dan laktosa 3%, menggunakan
perbedaan suhu (A) yang terdiri atas: 35°C (A1) dan 40°C (A2), serta lama
fermentasi (B) terdiri atas: 24 jam (B1) dan 48 jam (B2). Penelitian ini juga
menggunakan kontrol negatif yaitu granula biji kopi robusta asalan Jember tanpa
fermentasi. Parameter pengujian yang dilakukan terdiri atas total bakteri asam
laktat, kecerahan (lightness), densitas kamba, kadar gula reduksi, nilai pH, total asam tertitasi, dan kadar kafein. Data hasil pengujian diolah menggunakan aplikasi
Microsoft Excel 2013 dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu dan lama fermentasi
dengan penambahan starter kefir dan laktosa menggunakan metode semi karbonik
maserasi cenderung memperbaiki mutu fisik dan kimia granula biji kopi robusta
asalan Jember. Populasi bakteri asam laktat menunjukkan pertumbuhan optimum
pada fermentasi jam ke-24 yaitu berkisar 7,67-7,72 log10 cfu/ml. Peningkatan waktu
fermentasi cenderung menunjukkan aktivitas mikroba kefir semakin tinggi,
sehingga karakteristik fisik dan kimia granula biji kopi robusta asalan Jember lebih
baik. Penggunaan suhu fermentasi lebih menyesuaikan suhu optimum pertumbuhan
inokulum kefir, yang didominasi oleh bakteri asam laktat, yaitu 37°C. Perubahan
karakteristik granula biji kopi robusta asalan Jember hasil fermentasi menggunakan
starter kefir adalah kadar kafein menurun dari 1,41% menjadi 0,46%; kadar gula
reduksi menurun dari 2,42% menjadi 0,29%; pH menurun dari 6,12 menjadi 4,43;
nilai Lightness menurun dari 41,68 menjadi 30,54; dan densitas kamba menurun
dari 0,50 g/mL menjadi 0,39 g/mL, serta kenaikan total asam tertitrasi dari 0,40%
menjadi 0,99%.