dc.description.abstract | Kerusakan daging sapi merupakan salah satu tantangan besar dalam industri
pangan, terutama karena daging sapi mudah mengalami perubahan kualitas akibat
aktivitas mikroba dan degradasi kimia. Kerusakan ini dapat menurunkan nilai gizi,
keamanan pangan, serta daya tarik konsumen. Metode konvensional untuk
mendeteksi kerusakan daging seperti uji mikrobiologis atau kimia seringkali
memerlukan waktu yang lama dan peralatan laboratorium yang kompleks. Oleh
karena itu, diperlukan teknologi yang cepat, akurat, dan non-destruktif untuk
mendeteksi kerusakan daging daging sapi. Dalam hal ini, electronic nose berbasis
sensor TGS2600 menjadi alternatif yang menjanjikan. Teknologi ini mampu
mendeteksi senyawa volatil yang dihasilkan oleh daging sapi selama penyimpanan,
yang dapat digunakan sebagai indikator awal kerusakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan suhu terbaik untuk proses
sensing aroma daging sapi segar dan mengetahui perbedaan profil aroma kerusakan
daging sapi yang diberi perlakuan beku, blansing, dan radiasi sinar UV
menggunakan PCA (Principal Component Analysis). Penelitian ini menggunakan
dua tahap penelitian yaitu penentuan suhu terbaik sensing daging sapi segar
menggunakan suhu (40, 55, 70, 85, 100)oC dan sampel daging sapi dibagi menjadi
empat kelompok: tanpa perlakuan (kontrol), beku, blansing, dan radiasi sinar UV,
kemudian disimpan pada suhu ruang dan diamati pada interval waktu (0, 4, 8, 12,
dan 16 jam). Analisis yang dilakukan meliputi pola deteksi aroma electronic nose,
grafik polinomial dan grafik jaring laba laba menggunakan Microsoft Excel 2021.
Selanjutnya, data akan diolah menggunakan PCA pada software Unscramble X.2
secara deskriptif untuk membedakan pola kerusakan dari masing-masing
perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola deteksi electronic nose terdiri
atas tiga proses yaitu flushing, sensing, dan cleaning. Flushing adalah proses
deteksi ketika kondisi udara bebas tanpa sampel. Sensing adalah proses deteksi
komponen volatil pada sampel. Cleaning adalah proses pembersihan udara ketika
sampel dikeluarkan dari ruang sensor. Suhu pemanasan terbaik untuk proses sensing daging sapi segar berdasarkan hasil penelitian adalah 70oC. Berdasarkan
hasil analisis PCA, profil aroma kerusakan daging sapi segar, beku, blansing, dan
radiasi sinar UV dapat dibedakan pada 12 jam, dimana titik-titik daging sapi beku,
blansing, dan radiasi sinar UV semakin mendekati daging sapi segar (kontrol). Hasil
ini menunjukkan bahwa electronic nose berbasis sensor TGS2600 mampu
membedakan kerusakan daging sapi dengan nilai signifikansi 100%. | en_US |