Model Sistem Dinamis Pengendalian Produksi Kopi di Perumda Kahyangan Jember
Abstract
Perusahaan Daerah Perkebunan (PERUMDA) Kahyangan merupakan salah
satu perusahaan milik pemerintah Kabupaten Jember yang mengembangkan
potensi komoditas perkebunan di Kabupaten Jember. Perumda Kahyangan telah
beroperasi sejak tahun 1969 dan pada tahun 2011 membentuk sebuah agroindustri
produk olahan kopi dan memperkenalkan produk kopi bubuk dengan nama Kopi
Kahyangan. Selain memproduksi kopi bubuk, Perumda Kahyangan juga
memproduksi kopi sangrai dengan berbagai macam variasi jenis kopi dan ukuran.
Pada produk kopi bubuk tersedia kemasan 7gr, 150gr dan 75gr pada kopi lanang.
Sementara pada kopi sangrai tersedia kemasan 500gr.
Berdasarkan hasil observasi terhadap Perumda Kahyangan, diketahui bahwa
sistem produksi yang digunakan adalah sistem produksi make to stock dan make
to order. Penggunaan sistem produksi tersebut menimbulkan dampak pada
persediaan produk, dimana pada tahun 2021 bulan Februari dan April, kopi
sangrai mengalami stock out sementara pada bulan Mei mengalami over stock.
Pengaruh pada penggunaan kedua sistem produksi tersebut dapat menyebabkan 2
kemungkinan, dimana kemungkinan pertama saat permintaan meningkat
sementara persediaan menurun (stock out) dan kemungkinan kedua apabila
persediaan meningkat sementara permintaan menurun (over stock). Sehingga
penyelesaian yang dapat digunakan adalah pengendalian produksi kopi dengan
menggunakan pendekatan model sistem dinamis. Sistem dinamis merupakan
struktur fenomena dalam proses pengambilan keputusan yang mencakup
serangkaian sebab dan akibat yang bersifat siklus dan tertutup serta struktur saling
ketergantungan antar komponen yang terjadi.
Pemilihan skenario terbaik yaitu pada skenario optimis dengan jumlah
safety stock pada kopi sangrai sebanyak 1.715,96 kg dan pada kopi bubuk
sebanyak 541,77 kg. Periode rata-rata pengiriman per bulan sebanyak 4 bulan dan
waktu penyesuaian produk sebanyak 1 bulan. Sehingga berdasarkan skenario
tersebut didapatkan hasil pada total penyimpanan produk sebanyak 21.640,52 kg
pada kopi sangrai dan 8.370,16 kg pada kopi bubuk. Jumlah ini lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah penyimpanan produk pada skenario dasar dengan selisih
sebesar 3.014,28 kg pada kopi sangrai dan 2.289,84 kg pada kopi bubuk. Berdasarkan
jumlah selisih tersebut maka kemungkinan terjadinya overstock pada produk juga lebih
kecil dibandingkan dengan skenario dasar. Pada hasil SR 3, frekuensi terjadinya stock out
tidak ada atau dapat diartikan tidak mengalami kondisi stockout. Sehingga biaya produksi
yang dikeluarkan pada skenario optimis adalah sebesar Rp. 1.156.784.070,44 jumlah
biaya produksi ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan skenario dasar sebesar Rp.
1.344.766.437,96 dan pada kondisi aktual, biaya produksi sebesar Rp1.310.268.836,86
atau dapat menghemat biaya produksi sebesar 11,7%.