dc.description.abstract | Minuman herbal (jamu) dapat dibuat dari akar, batang, daun dan bagian lain
tanaman herbal yang kurang disukai terutama oleh kaum muda, karena jamu identik
dengan rasa pahit, tidak enak, tampilan kemasan produk yang kurang menarik,
terkesan kuno, dan tidak up to date. Jelly drink herbal adalah produk inovasi jamu
dengan karakteristik rasanya enak, tampilan menarik dan penambahan bahan
komposisi lain seperti jelly, susu, dan krimer diharapkan mampu meningkatkan
eksistensi jamu. Permasalahan yang terjadi yaitu produk jelly drink herbal tergolong
produk baru dan belum dikomersialisasikan. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui profil sensori dan kesukaan, karakteristik kimia, dan
menganalisa kelayakan finansial usaha jelly drink herbal untuk mengetahui apakah
usaha tersebut layak dijalankan secara ekonomi.
Penelitian ini menggunakan perlakuan perbedaan konsentrasi secang (0,1%
dan 0,15%) dan jenis bahan tambahan pangan (susu bubuk, susu kental manis, dan
krimer). Adapun parameter yang diamati yaitu: (1) mutu sensori secara hedonik dan
deskriptif menggunakan metode De Garmo oleh 60 panelis tidak terlatih; (2) mutu
kimia dan aktivitas antioksidan dari sampel perlakuan terbaik; dan 3) analisa
kelayakan usaha yang meliputi beberapa kriteria seperti Break Even Point (BEP),
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C ratio, dan
Payback Period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan sampel A2B2 (konsentrasi secang 0,15% dan
jenis bahan tambahan pangan krimer lebih disukai panelis berdasarkan atribut rasa,
aroma, aftertaste dan keseluruhan (overall). Sampel perlakuan terbaik A2B2
mempunyai hasil uji kimia yaitu kadar lemak 1,04%, kadar protein sebesar 4,14%,
kadar gula total 5,56% dan kadar antioksidan 23,14%. Hasil analisis kelayakan
finansial menunjukkan bahwa unit usaha jelly drink herbal dapat dikatakan layak
untuk dijalankan dan dikembangkan pada periode waktu 5 tahun karena semua
aspek finansial pada unit bisnis ini telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan,
yaitu dapat mencapai titik impas (BEP) pada jumlah produksi 4.652 unit atau hasil
penjualan sebesar Rp55.824.000, nilai NPV sebesar Rp139.677.785,82, nilai IRR sebesar 118,15%, nilai net B/C ratio sebesar 1,4433 dan waktu pengembalian biaya
investasi (payback period) selama 1 bulan 25 hari. | en_US |