• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Pendapatan, Efesisensi dan Kelayakan Usahatani Tebu yang Menjual Lepas ke Lembaga Pengepul (Pok-Pokan) dan Pabrik Gula, di Desa Kunjang Kabupaten Kediri

    Thumbnail
    View/Open
    Bagus Risky Laksono_181510601123.pdf (858.5Kb)
    Date
    2024-10-06
    Author
    LAKSONO, Bagus Rizky
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor pertanian, yaitu sektor perkebunan, pangan, peternakan dan perikanan. Salah satu sektor pertanian yang memiliki potensi di Indonesia adalah sektor pekebunan. Salah satu sub sektor pekebunan adalah perkebunan tebu. Permintaan terhadap gula terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan juga pertumbuhan industri makanan dan minuman di dalam negeri. Demi untuk meningkatkankan produksi gula nasional, pemerintah mewujudkan swasembada gula yaitu dengan cara perluasan areal tanam dan produktivitas, serta rehabilitasi, peningkatan kapasitas giling, peningkatan efesiensi pabrik, dan peningkatan kualitas gula pada Pabrik Gula milik negara khususnya di provinsi Jawa Timur yang menjadi swasembada gula nasional. Desa Kunjang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri yang berpotensi besar akan usahatani tebunya. Desa kunjang Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tebu. Luas areal tanaman tebu Desa Kunjang berdasarkan badan pusat statistic (BPS) tahun 2021 yakni sebesar 220 ha yang terdiri dari lahan sawah, tegal dan pekarangan. Sebagian besar luasan lahan pertanian tersebut dipergunakan untuk berbudidaya tebu. Salah satu permasalahan utama pada sub-sistem agribisnis hulu yaitu kesulitan dalam usaha pengondisian lahan yang kurang subur hal tersebut karena kandungan tanah dan unsur hara tanaman yang mulai berubah dengan adanya penambahan sarana produksi berupa bahan anorganik seperti pupuk maupun pestisida yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba, akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik, biologi tanah. Menurut Soemarno (2011) Input dalam usahatani tebu rakyat secara umum terdiri dari lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Biaya usahatani untuk tenaga kerja bisa mencapai lebih dari 40 persen, artinya usahatani tebu lebih bersifat padat karya dibandingkan dengan pada modal, sedangkan proporsi biaya untuk input lain bervariasi antar daerah. Faktor-faktor produksi di dalam pertanian lebih berhubungan dengan sumber daya seperti tanah, tenaga kerja dan modal, faktor pendukung antara lain seperti bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat produksi yang mampu menunjang produksi. Kegiatan penyelenggaraan usahatani tebu setiap petani berusaha agar hasil panennya berlimpah, dalam hal ini tampak bahwa petani mengadakan perhitungan-perhitungan ekonomi dan keuangan walaupun tidak secara tertulis. Seperti yang dilakukan para petani Di Desa Kunjang Kabupaten Kediri yang sebagian besar adalah petani tebu, mereka juga sering menganalisis tentang pendapatan keuntungan usahataniya apakah rugi atau untung berapa selama panennya. Penelitian ini menganalisis pendapatan usahatani tebu dengan study budidaya tanaman tebu keprasan ke-3 dan arus biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani tebu. Sehingga dengan penelitian ini pendapatan usahatani yang diperoleh dapat diketahui, kelayakan dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani tebu di Desa Kunjang Kabupaten Kediri serta menganalisis kelayakan budidaya usahatebu keprasan ke-3 terhadap pendapatan uasahatani tebu di Desa Kunjang Kabupaten Kediri Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pendapatan rata-rata per hektar pada penjualan hasil usahatani tebu ke pabrik dan penjualan hasil usatani ke pok-pokan memiliki perbedaan. Pendapatan petani yang menjual hasil usahataninya ke pabrik yaitu Rp. 23.975.144/Ha sedangkan pendapatan petani yang menjual hasil usahataninya ke pok-pokan yaitu Rp. 22.110.000/Ha. Pendapatan petani yang menjual hasil usahataninya ke pabrik lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan petani yang menjual hasil usahataninya ke pok pokan. Hasil analisis R/C Ratio menunjukkan bahwa penjualan hasil usahatani tebu ke pabrik dan ke pok-pokan sudah efisien karena diperoleh nilai lebih dari satu. Nilai R/C Ratio penjualan ke pabrik yakni 1,39 sedangkan nilai R/C Ratio penjualan ke pok-pokan yakni 1,45. Hasil analisis B/C Ratio menunjukan bahwa B/C ratio penjualan ke pabrik diperoleh nilai 0,36 dan nilai B/C ratio penjualan ke pok-pokan diperoleh nilai 0,41. Apabila nilai B/C Rasio yang didapatkan dalam perhitungan lebih besar dari 0 (nol), B/C Rasio > 0 (bernilai positif). Maka dapat menginterpretasikan bahwa, usahatani layak untuk dijalankan.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124411
    Collections
    • UT-Faculty of Agriculture [4422]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository