Studi Kelayakan Air Minum dalam Kemasan di Kabupaten Jember Berdasarkan Indikator Fisikokimia serta Pemanfaatannya sebagai Book Chapter
Abstract
Tingkat ketergantungan masyarakat pada air minum dalam kemasan 
(AMDK) semakin meningkat karena air minum ini sudah menjadi kebutuhan bagi 
masyarakat. Kepraktisan dan kehigienisan AMDK menjadi sesuatu yang penting 
dalam kehidupan masyarakat dengan gaya hidup mobilitas yang tinggi. Untuk 
memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, saat ini banyak muncul industrialisasi 
penyedia air minum dengan dukungan kondisi geografis daerah yang memiliki 
sumber air minum. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang memiliki 
sumber air dengan kondisi baik. PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER
/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa air minum 
yang aman dikonsumsi adalah air minum yang memenuhi persyaratan biologi, 
fisika, dan kimia. Air minum yang layak konsumsi adalah air minum yang baik 
secara fisik dan tidak tercemar zat-zat kimia secara berlebihan yang berbahaya bagi 
kesehatan tubuh.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan air minum dalam kemasan di 
kabupaten Jember berdasarkan indikator fisikokimia mengacu pada kadar 
maksimum yang diperbolehkan PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010. Penelitian 
dilakukan di Laboratorium GeMBio Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu 
Pendidikan Universitas Jember dan Laboratorium Kimia Analitik Fakultas 
Matematika dan IPA Universitas Malang. Penelitian diawali dengan pengambilan 
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kemudian melakukan uji kualitas 
fisika yaitu Total Dissolve Solid (TDS) dengan TDS meter, uji organoleptik pada 
30 responden, pengukuran kekeruhan dengan turbidimeter, dan pengukuran suhu 
dengan termometer. Uji kualitas kimia dengan mengukur pH menggunakan pH 
meter, titrasi argentometri untuk uji kandungan klorida, uji kandungan logam besi 
(Fe), mangan (Mn), seng (Zn), dan tembaga (Cu) menggunakan spektrofotometri 
serapan atom-nyala (SSA).
Hasil penelitian menunjukkan uji kualitas fisika hasil pengukuran TDS 
berada pada rentang 8 mg/L-179 mg/L. Kadar maksimum yang diperbolehkan 
PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010 adalah 500 mg/L, maka seluruh sampel 
layak untuk dikonsumsi. Hasil uji organoleptik bau, warna, dan rasa pada 30 
responden menunjukkan semua sampel layak dikonsumsi, terdapat satu sampel 
dengan hasil organoleptik sedikit berbau dan berasa namun masih kategori normal. 
Hasil pengukuran kekeruhan berada pada rentang 0,30 NTU-0,57 NTU. Kadar 
maksimum yang diperbolehkan PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010 adalah 5 
NTU, oleh karena itu seluruh sampel layak untuk dikonsumsi. Pengukuran suhu 
pada sampel menunjukkan hasil 27˚C dengan kondisi suhu laboratorium 28˚C, hal 
tersebut tidak melebih kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu PERMENKES 
RI No. 492 Tahun 2010 ±3˚C dari suhu udara. Hasil uji kualitas kimia 
menunjukkan pengukuran pH tidak melebihi 6,5-8,5, hasil pengukuran pH berada 
pada rentang 6,9-7,8. Uji kandungan klorida pada sampel air minum dalam 
kemasan (AMDK) tertinggi yaitu 6,4838 mg/L, semua sampel air tidak melampaui 
kadar maksimum yang diperbolehkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010 yaitu 
250 mg/L. Hasil uji kandungan logam Fe, Mn, Zn, dan Cu tidak melebihi kadar 
maksimum yang diperbolehkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010, maka seluruh 
sampel layak untuk dikonsumsi.
Selanjutnya uji kelayakan book chapter dari validator ahli materi diperoleh 
prosentase nilai validasi sebesar 76,78%. Berdasarkan perolehan nilai tersebut 
produk layak dimanfaatkan untuk memberikan informasi pembaca. Kemudian uji 
kelayakan book chapter oleh validator ahli media diperoleh prosentase nilai validasi 
76,25%. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan ahli materi dan ahli media dapat 
disimpulkan bahwa produk book chapter layak untuk digunakan sebagai bacaan 
guna memberikan informasi kepada pembaca.
