Show simple item record

dc.contributor.authorILMAWAN, Hamim
dc.date.accessioned2024-08-21T07:24:29Z
dc.date.available2024-08-21T07:24:29Z
dc.date.issued2024-07-30
dc.identifier.nim170910101055en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124152
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Lela Tgl 21 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractKonflik antara Pemerintah Turki dan Syirian Democratic Forces (SDF) merupakan salah satu aspek yang sulit untuk diselesaikan oleh Pemerintah Turki dari perang saudara Suriah yang mulai pada tahun 2011. Pembahasan konflik antara Turki dan Syrian Democratic Forces (SDF) menjadi menarik karena Turki bukan merupakan otoritas yang seharusnya menyelesaikan konflik dengan Syrian Democratic Forces. Tidak hanya itu, Turki melalui resolusi konfliknya mengalami beberapa turbulensi sehingga menciptakan kebijakan yang terkesan tidak konsisten. Strategi resolusi konflik yang Turki terapkan adalah sebuah operasi militer. Berbeda dengan penerapan resolusi konflik secara general, Turki memutuskan untuk menggunakan operasi militer sebagai salah satu komponen utama penerapan resolusi konfliknya. Tidak hanya itu, Turki tidak sendiri dalam upayanya menciptakan resolusi terhadap konflik yang sedang terjadi. Terdapat keterlibatan pihak ketiga pada proses implementasinya. Maka dari itu, penelitian ini menjadi menarik karena Turki tidak hanya menciptakan sebuah resolusi, tetapi tindakan Turki juga memunculkan tantangan dan prospek perdamaian yang mana kedua hal ini sangat berbanding terbalik. Melalui pemaparan latar belakang ini, penulis memutuskan untuk mengkaji lebih lanjut perihal strategi, tantangan dan prospek perdamaian dari resolusi konflik Turki. Penelitian ini berfokus kepada analisis pada studi perdamaian Pemerintah Turki. Penulis menggunakan konsep peace studies sebagai fondasi utama dalam menganalisis studi kasus. Elaborasi lebih lanjut menggunakan t konsep ini menunjukkan bahwa Turki menggunakan dua komponen konsep peace studies pada pendekatannya terhadap konflik dengan SDF. Dua komponen ini adalah peacekeeping dan peacemaking. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Turki sebagai subjek utama analisis membuat sebuah strategi peacekeeping dengan melancarkan operasi militer kepada konflik yang sedang terjadi dengan SDF. Operasi militer dilakukan dengan tujuan agar pengendalian konflik dapat terjamin. Meskipun demikian, perlu adanya tindakan lanjutan. Menyesuaikan dengan konsep peace studies, penulis menggunakan peacemaking sebagai tindakan follow up dari penerapan peacekeeping. Turki membuat tiga kebijakan peacemaking, yang masing-masing adalah kerja sama melalui hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, normalisasi hubungan dengan Pemerintah Syria, dan pengendalian pengungsi melalui kerja sama dengan Uni Eropa. Ketiga langkah tersebut berhubungan satu sama lain, sehingga menciptakan sebuah kerangka kerja peacemaking yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang tengah terjadi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectSTUDI PERDAMAIANen_US
dc.subjectPEACEKEEPINGen_US
dc.subjectPEACEMAKINGen_US
dc.subjectTURKIen_US
dc.subjectSYRIAN DEMOCRATIC FORCESen_US
dc.titleUpaya Pemerintah Turki dalam Mengatasi Konflik dengan Syrian Democratic Forcesen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiHubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Adhiningasih Prabhawati, S.Sos., M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Sus Eko Zuhri Ernanda, Grad.Dipl.IR., M.A., CIQaR, CIQnRen_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record