Profil Literasi Numerasi Siswa SMA dalam Menyelesaikan Soal AKM Konten Aljabar Berdasarkan Kemampuan Matematika
Abstract
Literasi numerasi adalah kemampuan dalam menerapkan simbol, angka,
dan operasi hitung bilangan matematika untuk menyelesaikan permasalahan,
menganalisis informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk (tabel, grafik, bagan,
diagram, gambar, dsb.) serta mengambil keputusan dalam kehidupan nyata. Literasi
numerasi harus dimiliki oleh siswa SMA kelas XI untuk menghadapi dunia kerja
maupun menenmpuh pendidikan tinggi pada abad 21. Literasi numerasi siswa dapat
diukur melalui AKM dengan konten aljabar yang disajikan dalam berbagai konteks
dunia nyata. Aljabar merupakan salah satu konten yang banyak digunakan dalam
AKM karena aljabar memiliki berbagai peran dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan tingkat literasi numerasi dari hasil pengerjaan soal AKM disebabkan
oleh kemampuan matematika siswa yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan literasi numerasi siswa SMA dalam menyelesaikan soal AKM
konten aljabar berdasarkan kemampuan matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2023 sampai dengan 15 Juni 2023. Lokasi
penelitian terletak di SMAN 2 Jember dengan subjek penelitian merupakan siswa
kelas XI MIPA 5 yang terdiri dari 25 siswa dengan rincian 5 siswa dengan
kemampuan matematika tinggi, 16 siswa dengan kemampuan matematika sedang,
dan 4 siswa dengan kemampuan matematika rendah. Data kemampuan matematika
diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian siswa pada semester genap.
Berdasarkan rincian pengelompokan kemampuan matematika siswa kemudian
dipilih 1 subjek dari setiap tingkat kemampuan matematika tinggi, sedang dan
rendah dengan teknik purposive sampling. Kriteria subjek yang dipilih adalah
subjek belum pernah mengikuti tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah soal tes dan pedoman wawancara. Data yang dikumpulkan melalui tes tulis
dan wawancara kemudian dianalisis, disajikan, dicek keabsahan datanya, serta
dilakukan penarikan kesimpulan.
Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dikategorikan pada tingkat
literasi numerasi mahir karena mampu memenuhi seluruh indikator literasi
numerasi pada setiap proses kognitif pemahaman, penerapan, dan penalaran. Pada
soal pemahaman, siswa dengan kemampuan matematika tinggi mengidentifikasi
fakta matematika yang terdapat pada soal dan melakukan prosedur matematika
dengan benar. Pada soal penerapan, menggunakan konsep matematika yang sesuai,
menggunakan prinsip matematika dengan membuat dan menyatakan model
matematika yang sesuai, serta menggunakan strategi dan operasi dengan benar.
Pada soal penalaran, menganalisis data dan informasi yang diperoleh pada soal
dengan menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dan membuat kesimpulan
disertai alasan untuk mendukung kesimpulannya dengan benar.
Siswa dengan kemampuan matematika sedang dikategorikan pada tingkat
literasi numerasi cakap karena hanya mampu memenuhi seluruh indikator proses
kognitif pemahaman dan penerapan. Pada proses kognitif pemahaman, siswa
dengan kemampuan matematika sedang mengidentifikasi fakta matematika yang
terdapat pada soal dan melakukan prosedur matematika dengan benar. Pada soal
penerapan, menggunakan konsep matematika yang sesuai, menggunakan prinsip
matematika dengan membuat dan menyatakan model matematika yang sesuai, serta
menggunakan strategi dan operasi dengan benar meskipun berbeda dalam
pemilihan strategi dengan siswa kemampuan matematika tinggi. Pada soal
penalaran, menganalisis data dan informasi yang diperoleh pada soal namun salah
dalam memilih strategi dalam menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan
hasil analisis namun alasan yang digunakan untuk mendukung hasil analisis tidak
tepat.
Siswa dengan kemampuan matematika rendah dikategorikan pada tingkat
literasi numerasi dasar karena hanya memenuhi indikator literasi numerasi pada
proses kognitif pemahaman dan dua indikator pada proses kognitif penerapan. Pada
proses kognitif pemahaman, siswa dengan kemampuan matematika rendah
mengidentifikasi fakta matematika yang terdapat pada soal dengan benar, namun
kurang teliti dalam melakukan prosedur matematika sehingga terdapat hasil
perhitungan yang salah. Pada soal penerapan, menggunakan konsep matematika
yang sesuai meskipun hanya konsep dasar, menggunakan strategi dan operasi
dengan benar, namun tidak menggunakan prinsip matematika dengan membuat dan
menyatakan model matematika yang sesuai. Pada soal penalaran, tidak
menganalisis data dan informasi yang diperoleh pada soal karena tidak mampu
menjelaskan langkah yang digunakan dan tidak mampu menjelaskan alasan untuk
mendukung kesimpulan.