dc.description.abstract | Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan
dalam memecahkan masalah. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
kritis ditunjukkan dengan mereka menguasai kemampuan interpretasi, analisis,
evaluasi, menginferesi, dan mampu mengungkapkan pendapatnya berdasarkan
pengetahuan yang telah dipelajari. Kemampuan berpikir kritis ini perlu diterapkan
dalam segala mata pelajaran supaya peserta didik terbiasa dalam mengaitkan
permasalahan dengan materi yang telah dipelajari, menciptakan pendapat, membuat
sebuah keputusan, dan dapat memahami materi yang telah diberikan oleh pendidik
secara maksimal.
Mata pelajaran ekonomi pada materi perpajakan dalam pembangunan
ekonomi memerlukan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam materi. Hal tersebut dikarenakan
dalam materi tersebut terdapat permasalahan yang kompleks, sehingga
membutuhkan pemahaman dan penganalisisan dalam menyelesaikan masalah.
Pendidik dalam mendorong kemampuan berpikir peserta didik dapat menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini yaitu untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS
SMAN 1 Tanggul Kabupaten Jember dalam pembelajaran berbasis masalah.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk menganalisis
kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran berbasis masalah pada peserta didik
kelas XI IPS SMAN 1 Tanggul Kabupaten Jember mata pelajaran ekonomi
kompetensi dasar perpajakan dalam pembangunan ekonomi. Penentuan subjek penelitian menggunakan cara purposive. Data diperoleh dengan metode tes,
observasi, wawancara, dan dokumen. Metode analisis data menggunakan
pendekatan deskriptif dengan teknik persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan indikator
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 SMAN 1 Tanggul
Kabupaten Jember sebesar 72,03% (kategori tinggi). Hal ini terlihat melalui
komponen-komponennya, antara lain komponen kemampuan interpretasi sebesar
80,36% (kategori tinggi), kemampuan inferensi sebesar 75% (kategori tinggi),
kemampuan evaluasi sebesar 69,64% (kategori tinggi), dan kemampuan analisis
sebesar 63,1% (kategori cukup). Kemampuan analisis memperoleh kategori cukup
dikarenakan rata-rata kemampuan analisis yang terdiri dari pengkajian ide-ide
memperoleh persentase 64,29% (kategori cukup), argumen memperoleh persentase
60,71% (kategori cukup), dan penganalisisan memperoleh persentase 64,29%
(kategori cukup). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserta didik
yang masih belum mampu mengkaji ide-ide, memberi argumen, dan menganalisis
argumen.
Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS SMAN 1 Tanggul
Kabupaten Jember secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi, hal tersebut
disebabkan pendidik menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Model
pembelajaran berbasis masalah membuat peserta didik memiliki kemampuan
berpikir kritis dalam proses pembelajaran, hal ini disebabkan model pembelajaran
berbasis masalah memberikan permasalahan yang mudah ditemui oleh peserta didik
diawal pembelajaran sehingga membuat peserta didik mengamati permasalahan,
mengidentifikasi, menganalisis, mencari solusi dari permasalahan, berpikir logis,
membuat keputusan dan menarik kesimpulan. | en_US |