Strategi Pemasaran STP (Segmenting Targeting Positioning) pada Tape 31 Jaya Bondowoso
Abstract
Meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan nusantara membuka peluang bisnis bagi UMKM, namun juga memicu persaingan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang dilakukan oleh Tape 31 Jaya Bondowoso sebagai UMKM tape di Bondowoso yang menjadi market leader dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini dilakukan di Jalan PB. Sudirman, informan utama dalam penelitian ini adalah pemilik perusahaan dan informan pendukungnya adalah karyawan produksi dan pelanggan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumen sebagai metode pengumpulan data. Data yang diperoleh dianalisis dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan, kemudian dilakukan pengujian kredibilitas dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tape 31 Jaya Bondowoso melakukan segmentasi pasar secara menyeluruh, meliputi segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Meskipun hanya mendistribusikan produknya di Bondowoso dan Situbondo, Tape 31 Jaya Bondowoso berhasil menarik pelanggan dari berbagai daerah, bahkan hingga ke luar Jawa dan luar negeri. Segmentasi demografis menunjukkan bahwa tidak ada batasan jenis kelamin dan usia untuk menikmati tape ini, umumnya pelanggan berusia 20-70 tahun. Segmentasi psikografis menargetkan orang-orang yang percaya akan manfaat tape bagi kesehatan, sedangkan segmentasi perilaku didasarkan pada sikap, peristiwa dan loyalitas. Tape 31 Jaya Bondowoso melakukan targeting dengan menetapkan target pasar yang sama dan positioning dengan menggunakan atribut, kompetitor, harga dan kualitas untuk mempersepsikan barang lain yang dijual di benak pelanggan. Penerapan strategi STP ini membantu Tape 31 Jaya Bondowoso dalam menciptakan segmen yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, membidik pasar yang diinginkan, dan menempatkan produk di hadapan pelanggan sehingga menjadi merek yang bernilai dan dicintai.