Karakteristik Fisik dan Mekanik Edible Film Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) dengan Variasi Rasio Penambahan Carboxymethyl Cellulose dan Soy Protein Isolate
Abstract
Pengemasan adalah metode dalam industri untuk menciptakan suatu kondisi 
aman pada bahan pangan untuk menunda kerusakan. Salah satu bahan pengemas 
yang populer digunakan yaitu plastik. Tetapi penggunaan plastik telah banyak 
menimbulkan pencemaran lingkungan. Berbagai penelitian menunjukkan pektin
dari limbah kulit buah dapat digunakan sebagai alternatif sumber polisakarida 
dalam pembuatan edible film. Salah satu kulit buah yang mengandung kadar pektin 
cukup tinggi yaitu kulit buah naga. Pembuatan edible film berbasis pektin umumnya 
memiliki nilai unggul berupa permukaan film yang halus namun memiliki sifat 
mekanik yang masih rendah. Salah satu cara memperbaiki sifat mekanik dari edible 
film berbasis pektin adalah dengan penyampuran dengan pengemulsi, seperti 
carboxymethyl cellulose (CMC). Pembuatan edible film membutuhkan pengemulsi. 
Soy protein isolate (SPI) merupakan tepung kaya protein terdispersi tinggi dari 
kedelai. Tepung ini umum digunakan dalam pembuatan edible film karena tepung 
SPI memiliki beberapa sifat yang cocok untuk pembuatan edible film. 
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan 
CMC dan SPI terhadap sifat fisik dan mekanik edible film yang dihasilkan serta 
menentukan konsentrasi terbaik edible film yang dihasilkan. Penelitian dilakukan 
dengan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu variasi komposisi bahan 
tambahan yaitu CMC dan SPI dengan 3 kali pengulangan. Variasi perlakuan pada 
penelitian ini terdiri dari lima unit percobaan yaitu sampel tanpa bahan tambahan, 
sampel dengan penambahan 1 dan 2 g CMC serta penambahan 5 g SPI. Parameter 
yang dianalisis meliputi sifat fisik (transparansi, ketebalan dan kelarutan) sifat 
mekanik (kuat tarik, elongasi dan modulus elastisitas) serta uji efektivitas untuk menentukan sampel terbaik. Data hasil pengujian dianalisis menggunakan metode 
Analysis Of Varians (ANOVA). Data diolah dengan aplikasi Minitab. Apabila 
terdapat perbedaan nyata pada setiap perlakuan maka akan diuji lanjut dengan uji 
TUKEY pada taraf uji α ≤ 0,05. 
Variasi penambahan CMC dan SPI berpengaruh nyata pada sifat fisik dan 
mekanik edible film kulit buah naga. Semakin banyak jumlah penambahan CMC 
dan SPI mempengaruhi sifat fisik edible film meliputi transparansi dan kelarutan 
semakin menurun, sedangkan ketebalannya semakin meningkat. Selain itu 
peningkatan jumlah penambahan CMC dan SPI juga berpengaruh terhadap sifat 
mekanik edible film meliputi kuat tarik dan elastisitas yang semakin meningkat, 
sedangkan perpanjangannya semakin menurun. Nilai efektivitas tertinggi dari 
edible film kulit buah naga terdapat pada sampel P5 dengan formulasi CMC 1g dan 
SPI 5g dengan skor 0,67.