Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Perbedaan Gender
Abstract
Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pembelajaran, salah satunya
pembelajaran sejarah karena pemerolehan informasi membutuhkan keterampilan
analisis, kredibilitas, interpretasi, dan evaluasi untuk mengoptimalkan pemikiran
sejarah. Sehingga, para pendidik saat ini diharapkan dapat menerapkan berbagai
model pembelajaran yang berpotensi untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik, khususnya dalam berpikir kritis. Salah satu model yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah melalui model
pembelajaran problem based learning (PBL). Masing-masing peserta didik
memiliki cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan masalah disebabkan berbagai faktor,
salah satu diantaranya adalah perbedaan jenis kelamin (gender). Pada setiap jenjang
pendidikan formal pasti terdapat peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki–laki
dan perempuan, sehingga dapat memunculkan kemungkinan perbedaan dalam
proses berpikir dan mengolah informasi antara laki-laki dan perempuan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan berpikir
kritis peserta didik pada mata pelajaran sejarah melalui model problem based
learning ditinjau dari perbedaan gender. Tujuan dari penelitian ini untuk
Menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran sejarah
melalui model problem based learning ditinjau dari perbedaan gender.
Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1) bagi sekolah yaitu memberikan acuan
terhadap sekolah untuk membantu pembelajaran dan pengembangan kemampuan
berpikir kritis peserta didik, yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas lulusan
dari sekolah mereka; 2) bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan dan menjadi
sumber untuk studi masa depan tentang pembelajaran sejarah, serta menyediakan sumber bagi peneliti yang akan mengajar di masa depan; 3) bagi Universitas Jember
yaitu penelitian ini mengukur kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori
yang telah didapatkan di perguruan tinggi dengan pelaksanaan Tri Darma
Perguruan Tinggi dan dapat dijadikan sebagai tambahan Pustaka; 4) bagi pendidik
yaitu hasil penelitian ini berpotensi untuk memajukan pendidikan secara signifikan,
khususnya dalam hal menganalisis dan meningkatkan pemikiran kritis peserta didik
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif komparasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis data kuantitatif.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa hasil. Sampel yang
diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari 14
peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik perempuan. Kelas XI-B di SMA Negeri
2 Tanggul Jember.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA negeri 2 Tanggul
khususnya di kelas XI-B mengenai kemampuan berpikir kritis melalui model
Problem Based Learning pada mata pelajaran sejarah ditinjau dari perbedaan
gender, hasil penelitian sebelum penerapan menunjukkan rata-rata kemampuan
berpikir kritis peserta didik masih pada kategori sedang, dengan hasil rata-rata
perolehan peserta didik laki-laki yaitu 57 sedangkan peserta didik perempuan
memperoleh 58. Setelah dilakukan penerapan dengan model Problem Based
Learning, hasil tes menunjukkan peningkatan dengan kategori sangat tinggi dengan
perolehan rata-rata peserta didik laki-laki 85 dan peserta didik perempuan
memperoleh 88. Selanjutnya dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil pretest
sebelum diberikan perlakuan memiliki nilai sig. (2-tailed) yaitu 0,662 lebih besar
dari 0,05 dan hasil posttest setelah diberikan perlakuan memiliki nilai sig. (2-tailed)
yaitu 0,051 lebih besar dari 0,05, maka maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta didik laki-laki dan perempuan.