Toksisitas Campuran Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dan Babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti L. dan Pemanfaatannya sebagai Leaflet
Abstract
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
L. betina. Data kasus DBD di Kabupaten Jember menunjukkan angka yang cukup
tinggi, terutama pada bulan September 2022 dengan 512 kasus dan Januari 2023
dengan 32 kasus setiap minggunya. Pengendalian DBD dilakukan oleh
masyarakat dengan cara membasmi jentik nyamuk menggunakan gerakan 3M
plus. Selain itu, terdapat insektisida nabati yang diperoleh dari tanaman yang
dapat membunuh larva nyamuk dan sifatnya ramah lingkungan. Tanaman tersebut
yaitu mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) yang mengandung senyawa
metabolik sekunder sehingga dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegypti L.
dan babadotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung senyawa aktif seperti
flavonoid dan alkaloid yang dapat menghambat pertumbuhan larva nyamuk.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya konsentrasi
LC50 campuran ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan
babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L.
dengan produk akhir berupa leaflet. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Toksikologi Pendidikan Biologi
Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan campuran ekstrak daun mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa) dan babadotan (Ageratum conyzoides L.) dengan
konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dengan 3 kali
ulangan. Perlakuan menggunakan kontrol positif dan negatif, setiap perlakuan
menggunakan 20 ekor larva.
Konsentrasi LC50 dilakukan dengan melakukan analisis probit pada SPSS.
Hasil dari analisis ini yaitu campuran ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) dan babadotan (Ageratum conyzoides L.) dapat membunuh 50%
larva Aedes aegypti sebesar 332,616 ppm. Konsentrasi tertinggi (batas atas) yang
dapat membunuh larva pada LC50 yaitu 501,203 ppm dan konsentrasi terendah
(batas bawah) yang dapat membunuh larva pada LC50 yaitu 202,735 ppm.
Senyawa metabolik sekunder yang dihasilkan dari daun mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) dan babadotan (Ageratum conyzoides L.), seperti flavonoid,
alkaloid, dan tanin, memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda dalam
membunuh larva nyamuk Aedes aegypti L.
Hasil akhir produk penelitian ini adalah leaflet. Untuk mengetahui
kelayakan produk ini dilakukan validasi oleh ahli materi, media, dan masyarakat
umum. Nilai rata – rata dari validasi ini sebesar 85,4% yang menunjukkan bahwa
leaflet ini sangat layak digunakan.