Ikatan Sosial antara PT. Panca Mitra Multi Perdana dan Buruh dalam Perspektif Pertukaran Sosial
Abstract
PT. Panca Mitra Multiperdana (PT. PMMP) merupakan salah satu industri
pengolahan udang terbesar di Indonesia. Selama 16 tahun berdiri, perusahaan ini
memiliki 8 unit produksi yang dapat mencapai volume produksi sebanyak 25.100
ton per tahun. Dengan kapasitas sebanyak itu, PT. PMMP memerlukan sumber
daya manusia yang tidak sedikit. Per Tahun 2023, PT. PMMP telah menyerap
ribuan tenaga kerja. Selain berfokus untuk memperoleh keuntungan, perusahaan
juga wajib memperhatikan hak-hak buruh agar tercipta lingkungan kerja yang
ideal dan terhindar dari konflik.
Penelitian ini menggunakan teori Pertukaran Sosial Peter M. Blau. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini berfokus untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk pertukaran sosial di dalam ikatan sosial antara
PT. Panca Mitra Multiperdana dan buruh. Penelitian ini juga menguraikan bentuk
ketergantungan kekuasaan yang ada di dalam pertukaran sosial antara perusahaan
dan buruh. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan
lokasi penelitian di lingkungan pabrik pengolahan PT. Panca Mitra Multiperdana
dan sekitarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertukaran sosial antara PT.
PMMP dan buruh terbangun dari imbalan ekstrinsik dan instrinsik yang
dipertukarkan. Dalam menjalin ikatan sosial dengan buruh, PT. PMMP berupaya
untuk memberikan imbalan ekstrinsik berupa upah, fasilitas kerja, jaminan kerja,
dan akomodasi serta imbalan instrinsik berupa kenyamanan kerja kepada
pekerjanya. Begitu pula dengan buruh, buruh di PT. PMMP memberikan imbalan
ekstrinsik berupa tenaga kerja yang berbentuk keterampilan dan pengalaman
kerja, serta imbalan instrinsik berupa loyalitas kerja yang digunakan untuk
mendapatkan imbalan yang sepadan dari perusahaan. Ikatan sosial di antara keduanya semakin erat seiring dengan pemberian imbalan tersebut. Semakin
banyak hadiah yang diberikan oleh masing-masing pihak, maka semakin erat
ikatan yang terbangun. Sebaliknya, ketika imbalan yang didapatkan tidak sesuai
harapan, maka ikatan tersebut dapat merenggang bahkan putus.
Dalam hubungan pertukaran sosial antara perusahaan dan buruh PT.PMMP
terdapat ketergantungan kekuasaan yang dapat berpihak pada buruh maupun
perusahaan bergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Kekuasaan berpihak
pada perusahaan ketika mereka memiliki sumber daya yang melimpah yaitu
tenaga kerja, upah, fasilitas, serta kontrol atas kondisi kerja, produksi, dan pasar.
Kekuasaan membuat perusahaan memiliki kekuatan untuk memaksa, memerintah,
dan mengontrol buruh dalam tujuan memaksimalkan produksi perusahaan.
Adapun kekuasaan dipegang oleh buruh ketika ada permintaan yang tinggi akan
tenaga kerja dan ketergantungan perusahaan pada keahlian, keterampilan atau
jumlah pekerja. Pada kondisi ini, buruh memiliki pilihan alternatif antara
mempertahankan pekerjaannya atau mencari pekerjaan di tempat lain yang artinya
memutus hubungan dengan perusahaan. Pada akhirnya pertukaran keduanya terus
berlanjut karena buruh berkompromi atas kekurangan-kekurangan yang ada pada
perusahaan dan lebih memilih berfokus kepada keuntungan yang didapatkan dari
perusahaan. Selain itu juga karena terdesak oleh keadaan susahnya mencari
pekerjaan di luar PT. Panca Mitra Multiperdana.