Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Wilayah Pulau Jawa
Abstract
Dalam mencapai kesejahteraan masyarakatnya pembangunan sangat penting
dalam sebuah negara. Pembangunanan adalah sebuah proses multi-dimensional
yang melibatkan berbagai perubahan – perubahan mendasar dalam struktur sosial,
tingkah laku sosial dan institusi sosial, di samping ekselerasi pertumbuhan
ekonomi, pemerataan ketimpangan pendapatan, pemerataan pemberantasan
kemiskinan (Todaro 2004).
Untuk meningkatkan kesejatarahan masyarakat diperlukan pertumbuhan
ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata. Pertumbuhan
ekonomi yang cepat namun tidak dimbangi dengan pemerataan akan menciptakan
ketimpangan wilayah. Simon Kuznet (1955) menyatakan bahwa pada awal proses
pembangunan suatu negara, ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung
meningkat. Ketimpangan antar daerah terjadi dikarenakan adanya perbedaan
kondisi sumber daya alam dan demografi. Hal ini menyebabkan kegiatan ekonomi
pada masing-masing wilayah terdapat perbedaan. Menurut Gunnar Mydral (1957)
ketimpangan pembangunan disebabkan oleh dampak balik atau bacwash effect
diartikan sebagai dampak negatife dimana perekonomian yang maju dipusat
pengembangan ekonomi akan merugikan pembangunan di wilayah lainnya dan
dampak sebar atau spread effect merupakan dampak positif yang
manapembangunan yang maju dari pusat perkembangan ekonomi akan mneyebar
ke berbagai wilayah lainnya.
Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau yang berada di Indonesia. Secara
adminitratif, pulau jawa memiliki 6 provinsi, diantaranya Provinsi DKI Jakarta,
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewah Yogyakarta,
Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Banten. Menurut BPS tahun 2021 jumlah
penduduk yang ada di Pulau jawa terdapat 153.045.068 juta jiwa, yang mana lebih
dari 50% dari jumlah penduduk di Indonesia yaitu 272.672.500 juta jiwa dan
Pulau Jawa memiliki distribusi sebesar 57,89 terhadap PDRB Indonesia. Selain itu
setiap Wilayah yang ada di Pulau Jawa memiliki masing-masing potensi yang
dapat dikembangkan untuk kegiatan pembangunan daerah dan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari keseluruhan Pulau yang ada di Indonesia.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitna explanatory research
yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Data
penelitian yang digunakan berupa data panel pada wilayah-wilayah di Pulau Jawa
dalam kurun waktu 2015 hingga 2022. Sumber data diambil dari Badan Pusat
Statistik, Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui menganalisis antara variabel bebas (Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Rata-rata Lama Sekolah dengan variabel
terikat Ketimpangan di Pulau Jawa). Data yang digunakan dalam penelitian mi
adalah data sekunder berupa data panel dengan menggunakan alat analisis Eviews
10. Data panel merupakan data gabungan dari data cross section dan time series.
Penelitian ini menggunakan metode Fixed Effect Model sebagai model terpilih.
Uji statistik menggunakan, Pengujian Simultan (Uji F), Pengujian Parsial (Uji t)
dan Koefisien Determinasi (R2). Sedangkan pada pengujian asumsi klasik
menggunakan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan
Autokorelasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwah Variabel Pendapatan Asli Daerah,
Dana Alokasi Umum, dan Rata-rata Lama Sekolah memiliki hubungan secara
simultan berpengaruh terhadap Ketimpangan di Wilayah Pulau Jawa. Pendapatan
Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif
terhadap ketimpangan di Pulau Jawa. Variabel Dana Alokasi Umum (DAU)
berpengaruh signifikan dan memilik hubungan negatif terhadap ketimpangan di
Pulau Jawa. Variabel Rata-rata Lama Sekolah (RLS) berpengaruh signifikan dan
memiliki hubungan negatif terhadap ketimpangan di Pulau Jawa.