Show simple item record

dc.contributor.authorFAWWAZ, Fida
dc.date.accessioned2024-02-27T03:58:32Z
dc.date.available2024-02-27T03:58:32Z
dc.date.issued2024-01-03
dc.identifier.nim192110101151en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119991
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 27 Februari 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractHuman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tren epidemi HIV di kawasan Asia Pasifik mengalami kemajuan yang tidak proposional yang berdampak pada populasi kunci khususnya generasi muda (usia 15-24 tahun) dan pasangan seksualnya. Pada tahun 2021, Kabupaten Banyuwangi menempati posisi kedua di Jawa Timur tapi mengalami penurunan di tahun 2022 menjadi peringkat keempat setelah Kabupaten Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten Jember. Faktor penyebab peningkatan kasus HIV di Kabupaten Banyuwangi adalah usia, jenis kelamin, kelompok risiko, lokasi eks lokalisasi, dan ketersediaan layanan VCT. Untuk memudahkan identifikasi dan pembacaan data, maka perlu dibuat pemetaan sebaran kasus HIV dan AIDS. Serta analisis lanjutan secara autokorelasi spasial terkait dengan kejadian HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi untuk mengetahui korelasi atau ketergantungan antar wilayah dengan tingginya kejadian kasus HIV dan AIDS secara spasial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis autokorelasi spasial persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi ekologi dengan desain penelitian analitik observasional. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 hingga Oktober 2023. Unit analisis dalam penelitian ini dibatasi secara geografik yang mencakup wilayah kecamatan yang terdiri dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik penderita HIV dan AIDS meliputi usia, jenis kelamin, kelompok risiko, jumlah kasus HIV dan AIDS, titik lokasi eks-lokalisasi dan ketersediaan layanan VCT. Penelitian ini menggunakan data primer berupa titik koordinat eks-lokalisasi didapatkan dari hasil turun langsung ke lapangan sesuai dengan alamat yang telah diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan. Data sekunder berupa data kasus HIV dan AIDS berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok risiko dan layanan VCT yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif dan analisis autokorelasi spasial. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kelompok risiko persebaran kasus HIV dengan menggunakan Microsoft excel 2010. Lokasi eks-lokalisasi dan layanan VCT divisualisasikan menggunakan peta serta analisis autokorelasi spasial dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Rstudio 3.3.0. Hasil Penelitian menunjukkan total kasus HIV dan AIDS per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2022 mengalami peningkatan dari tahun 2021. Sebanyak 21,6% penderita HIV dan AIDS terdapat di Kecamatan Banyuwangi. Berdasarkan usia dan jenis kelamin, kejadian HIV paling banyak terjadi pada laki – laki kelompok usia produktif yakni pada rentan 21-59 tahun. Kelompok risiko tertinggi infeksi HIV adalah 29% pelanggan pekerja seks. Peningkatan kasus HIV dan AIDS dipengarhi oleh adanya 18 titik lokasi eks lokalisasi. Layanan VCT di Kabupaten Banyuwangi sudah tersebar di 25 kecamatan melalui puskesmas dan rumah sakit yang bergerak secara aktif menjaring dan menskrining kelompok risiko dengan layanan VCT mobile. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan aplikasi Rstudio didapatkan nilai indeks Moran HIV dan AIDS sebesar -0,1125093 dan simple kurtosis of x sebesar 7,69934 yang artinya pola penyebarannya lebih lebar. Berdasarkan hasil analisis didapatkan p-value HIV dan AIDS adalah 0,5744 > α yang berarti H0 gagal ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi spasial persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2022. Artinya persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022 tidak memiliki ketergantungan spasial atau tidak memiliki nilai yang sama dengan wilayah sekitarnya. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk memberikan edukasi dan kebijakan secara internal terkait HIV dan AIDS sebagai upaya preventif penularan HIV dan AIDS.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Nurul Ulya Luthfiyana, S.ST., M.KM.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectAutokorelasi Spasialen_US
dc.subjectHIV dan AIDSen_US
dc.subjectPemetaanen_US
dc.titleAutokorelasi Spasial Persebaran Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Kesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Nurul Ulya Luthfiyana, S.ST., M.KMen_US
dc.identifier.validatorKacung- 12 Februari 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record