Autokorelasi Spasial Persebaran Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Tren epidemi HIV di kawasan Asia Pasifik mengalami
kemajuan yang tidak proposional yang berdampak pada populasi kunci khususnya
generasi muda (usia 15-24 tahun) dan pasangan seksualnya. Pada tahun 2021,
Kabupaten Banyuwangi menempati posisi kedua di Jawa Timur tapi mengalami
penurunan di tahun 2022 menjadi peringkat keempat setelah Kabupaten Surabaya,
Sidoarjo dan Kabupaten Jember. Faktor penyebab peningkatan kasus HIV di
Kabupaten Banyuwangi adalah usia, jenis kelamin, kelompok risiko, lokasi eks
lokalisasi, dan ketersediaan layanan VCT. Untuk memudahkan identifikasi dan
pembacaan data, maka perlu dibuat pemetaan sebaran kasus HIV dan AIDS. Serta
analisis lanjutan secara autokorelasi spasial terkait dengan kejadian HIV dan AIDS
di Kabupaten Banyuwangi untuk mengetahui korelasi atau ketergantungan antar
wilayah dengan tingginya kejadian kasus HIV dan AIDS secara spasial. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis autokorelasi spasial persebaran kasus HIV
dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi ekologi
dengan desain penelitian analitik observasional. Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 hingga Oktober
2023. Unit analisis dalam penelitian ini dibatasi secara geografik yang mencakup
wilayah kecamatan yang terdiri dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyuwangi. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik penderita HIV dan
AIDS meliputi usia, jenis kelamin, kelompok risiko, jumlah kasus HIV dan AIDS,
titik lokasi eks-lokalisasi dan ketersediaan layanan VCT. Penelitian ini
menggunakan data primer berupa titik koordinat eks-lokalisasi didapatkan dari hasil
turun langsung ke lapangan sesuai dengan alamat yang telah diberikan oleh pihak
Dinas Kesehatan. Data sekunder berupa data kasus HIV dan AIDS berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok risiko dan layanan VCT yang bersumber dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022. Teknik analisis data
menggunakan analisis data deskriptif dan analisis autokorelasi spasial. Analisis
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kelompok risiko persebaran kasus
HIV dengan menggunakan Microsoft excel 2010. Lokasi eks-lokalisasi dan layanan
VCT divisualisasikan menggunakan peta serta analisis autokorelasi spasial dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Rstudio 3.3.0.
Hasil Penelitian menunjukkan total kasus HIV dan AIDS per Kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2022 mengalami peningkatan dari tahun 2021.
Sebanyak 21,6% penderita HIV dan AIDS terdapat di Kecamatan Banyuwangi.
Berdasarkan usia dan jenis kelamin, kejadian HIV paling banyak terjadi pada laki
– laki kelompok usia produktif yakni pada rentan 21-59 tahun. Kelompok risiko
tertinggi infeksi HIV adalah 29% pelanggan pekerja seks. Peningkatan kasus HIV
dan AIDS dipengarhi oleh adanya 18 titik lokasi eks lokalisasi. Layanan VCT di
Kabupaten Banyuwangi sudah tersebar di 25 kecamatan melalui puskesmas dan
rumah sakit yang bergerak secara aktif menjaring dan menskrining kelompok risiko
dengan layanan VCT mobile. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
aplikasi Rstudio didapatkan nilai indeks Moran HIV dan AIDS sebesar -0,1125093
dan simple kurtosis of x sebesar 7,69934 yang artinya pola penyebarannya lebih
lebar. Berdasarkan hasil analisis didapatkan p-value HIV dan AIDS adalah 0,5744
> α yang berarti H0 gagal ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi spasial persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2022. Artinya persebaran kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi
pada tahun 2022 tidak memiliki ketergantungan spasial atau tidak memiliki nilai
yang sama dengan wilayah sekitarnya. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
diharapkan dapat melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai
stakeholder untuk memberikan edukasi dan kebijakan secara internal terkait HIV
dan AIDS sebagai upaya preventif penularan HIV dan AIDS.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]