Show simple item record

dc.contributor.authorWijayanto, Yagus
dc.date.accessioned2013-12-24T02:44:57Z
dc.date.available2013-12-24T02:44:57Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11961
dc.descriptionFakultas Pertanian Universitas Jember, 2013en_US
dc.description.abstractSistem produksi pertanian merupakan hasil dari interaksi kompleks berbagai faktor. Interaksi berbagai faktor tersebut telah memungkinkan terjadinya kinerja hasil tanaman yang berbeda-beda, dan telah memungkinkan terjadinya inovasi teknologi dalam produksi pertanian. Teknologi pertanian pada era Revolusi Hijau (Green Revolution) telah memberikan dampak negatif pada lingkungan. Dampak negatif dati teknologi pertanian telah banyak dibahas, sebagai contoh Rodriguez (2004) telah menunjukkan pengaruh negatif dari sektor pertanian yang meliputi: meningkatnya jumlah CO2 dan sumber patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan infeksi. Kondisi ini telah mendorong pada penemuan teknologi pertanian baru yang memberikan penekanan pada peningkatan efisiensi, memberikan hasil yang tinggi dan ramah lingkungan. Teknologi Pertanian Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ini sejalan dengan tuntutan global yang memang memaksa Indonesia harus membuat banyak perubahan dalam bidang teknologi pertanian. Perkembangan ini meliputi proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir. Banyak aplikasi teknologi yang digunakan dalam industri pertanian modern di Indonesia yang bertujuan untuk mencapai hasil yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah serta dapat mengurangi dampak pada lingkungan. Itulah yang sekarang pesat dikembangkan, pertanian presisi atau lebih kerennya disebut precision farming. Mengapa precision farming? karena sumber daya produksi pertanian kita sudah terbatas. Sumber daya air, tanah, pupuk, manusia dan faktor produksi lainnya sudah berkurang baik dari segi kualitas dan kuantitas sehingga optimalisasi untuk mendapatkan hasil produk pertanian yang optimal dan berkualitas tinggi perlu dilakukan. Berbagai faktor yang dianggap bertanggung jawab terhadap penurunan kualitas dan kuantitas antara lain : jumah penduduk yang semakin bertambah, penggunaan lahan pertanian untuk penggunaan bukan pertanian, erosi dan degradadi lahan, dan berbagai sebab lain yang menjadikan lahan mengalami penurunan kulaitas dan kuantitas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectSistem Informasi Geografisen_US
dc.titleKajian Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pertanian Presisien_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record