Show simple item record

dc.contributor.authorAYUSTIYA, Wiharani Okta
dc.date.accessioned2023-10-25T08:30:44Z
dc.date.available2023-10-25T08:30:44Z
dc.date.issued2023-06-06
dc.identifier.nim181710201005en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118488
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_september_2023_29 Finalisasi unggah file repositori tanggal 25 Oktober 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractSumber energi alternatif merupakan energi yang didapatkan melalui sumber energi yang dapat diperbaharui. Sumber energi alternatif diantaranya adalah biomassa. Biomassa merupakan energi yang bersumber dari sumber daya alam yang terbarukan sehingga memiliki peluang yang cukup besar untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Salah satu biomassa yang dapat diolah dan dijadikan sebagai bahan bakar yaitu biopellet. Biopellet merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan biaya yang relatif murah karena ketersediaan bahan yang melimpah. Limbah kulit kopi memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Setiap biopellet memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan kualitas biopellet yang terbaik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), perlu adanya perlakuan pada biopellet yaitu dengan metode fermentasi dan torefaksi. Metode fermentasi yaitu metode awal yang dilakukan pada bahan baku biopellet. Sedangkan metode torefaksi yaitu pemanasan biomassa dengan menggunakan suhu sekitar 200-300°C tanpa udara. Penelitian ini menggunakan Effective Microorganisme 4 (EM4) pada perlakuan fermentasi dan perlakuan torefaksi dengan suhu 300°C selama 25 menit. Proses pembuatan biopellet meliputi fermentasi bahan baku dengan menggunakan Effective Microorganisme 4 (EM4) selama 13 hari, pengeringan bahan, pencampuran bahan dengan perekat tepung tapioka 5%, pencetakan biopellet, pengeringan biopellet dan proses thermal atau torefaksi dengan menggunakan electric furnace. Parameter yang diamati yaitu kadar air, kadar abu, nilai kalor dan kerapatan (densitas). Penentuan kualitas biopellet terbaik dengan menggunakan metode score. Perlakuan fermentasi dan torefaksi dapat meningkatkan kualitas biopellet. Nilai kadar air terkecil pada biopellet dengan perlakuan torefaksi tanpa fermentasi sebesar 4,52%. Nilai kadar abu terkecil pada biopellet dengan perlakuan fermentasi tanpa torefaksi sebesar 4,27 %. Nilai kalor terbesar pada biopellet dengan perlakuan torefaksi tanpa fermentasi sebesar 4.660 Kal/g. Sedangkan, nilai kerapatan tertinggi pada biopellet dengan perlakuan fermentasi tanpa torefaksi sebesar 1,24 gr/cm3. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan torefaksi tanpa fermentasi (F0 T1) karena memiliki skor terendah dengan rangking tertinggi. Karakteristik yang dihasilkan sesuai dengan tingkat kepentingan parameter yaitu nilai kalor sebesar 4.660 kal/g, kadar air sebesar 4,52 %, kadar abu sebesar 4,67% dan kerapatan sebesar 0,99 g/cm3. Menurut SNI 8675:2018 secara keseluruhan karakteristik biopellet limbah kulit kopi telah memenuhi standar SNI.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : Dr. Ir. Soni Sisbudi Harsono, M.Eng., M.Phil.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectBiopelleten_US
dc.subjectFermentasien_US
dc.subjectTorefaksien_US
dc.subjectLimbah Kulit Kopien_US
dc.titleAnalisis Kualitas Biopellet Limbah Kulit Kopi (Coffea sp.) dengan Perlakuan Fermentasi dan Torefaksien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiTeknik Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Ir. Soni Sisbudi Harsono, M.Eng., M.Phil.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_september_2023_29en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record