Determinan Perilaku Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Mahasiswi Jurusan Kesehatan dan Non Kesehatan Universitas Jember
Abstract
Remaja putri merupakan kelompok usia yang rentan terkena anemia
sehingga memerlukan perhatian khusus dalam pencegahan anemia agar tidak
berdampak buruk secara jangka pendek (menurunnya kebugaran dan daya tahan
tubuh, menurunkan konsentrasi dan daya pikir, pusing dan lemas) maupun jangka
panjang (anemia dan perdarahan pada kehamilan). Program pemerintah dalam
pencegahan dan penanggulangan anemia yaitu dengan pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD) dimulai pada tahun 2014 yang dianjurkan untuk dikonsumsi satu
minggu sekali dan setiap hari pada saat menstruasi. TTD merupakan suplemen
yang berguna untuk meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh dan mencegah
anemia. Remaja putri di Indonesia yang rutin mengkonsumsi TTD setiap
minggunya hanya sebesar 1,4%, sedangkan 23,8% remaja putri belum
mendapatkan dan mengkonsumsi TTD (Riskesdas, 2018). Program pemberian
TTD hanya dilakukan pada remaja usia sekolah saja, sedangkan remaja akhir
seperti mahasiswi harus memiliki kesadaran sendiri untuk membeli dan
mengkonsumsi TTD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan
perilaku dalam mengkonsumsi TTD pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan
di Universitas Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian merupakan mahasiswi kesehatan
dan non kesehatan sebanyak 336 mahasiswi di Universitas Jember. Penelitian ini
menggunakan teknik proportional random sampling dan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2022 sampai Januari 2023. Variabel independen meliputi tingkat
pengetahuan, dukungan sosial keluarga, dukungan sosial teman sebaya serta
frekuensi konsumsi enhancer dan inhibitor zat besi dan variabel dependen yaitu
tingkat kepatuhan konsumsi TTD. Penelitian ini menggunakan angket dan
kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji spearman’s rho dengan tingkat pemaknaan sebesar 5% dan
disajikan dengan tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,9% responden mahasiswi
kesehatan dan 73% responden mahasiswi non kesehatan memiliki pengetahuan
dan TTD baik. Mayoritas mahasiswi kesehatan dan non kesehatan memiliki
dukungan kurang dari keluarga dan teman sebaya yang meliputi dukungan
emosional, penghargaan, informasi dan materi. Sebesar 35,2% mahasiswi
kesehatan dan 8,5% mahasiswi non kesehatan memiliki tingkat kepatuhan
konsumsi TTD teratur. Sebanyak 55,6% mahasiswi kesehatan dan 47,2%
mahasiswi non kesehatan sering mengkonsumsi sumber enhancer zat besi berupa
jambu biji, manga dan cabe merah. Sebanyak 64,8% mahasiswi kesehatan dan
53,9% mahasiswi non kesehatan tidak mengkonsumsi sumber inhibitor zat besi
berupa teh, kopi dan susu. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan,
dukungan keluarga (emosional, penghargaan dan informasi) dan dukungan teman
sebaya dengan konsumsi TTD pada mahasiswi jurusan kesehatan. Terdapat
hubungan antara dukungan materi dengan konsumsi TTD pada mahasiswi
kesehatan sebab mahasiswi masih bergantung pada uang saku yang diperoleh dari
orang tua untuk membeli TTD. Kondisi berbeda terjadi pada mahasiswi non
kesehatan, dimana terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, dukungan
keluarga dan dukungan teman sebaya dengan konsumsi TTD. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan dan dukungan sosial tinggi pada
mahasiswi non kesehatan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi
TTD secara teratur.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan bagi pihak Universitas
Jember untuk memberikan promosi kesehatan kepada mahasiswi seluruh fakultas
mengenai pentingnya mengkonsumsi TTD secara teratur serta cara mengkonsumsi
TTD dengan benar serta menyarankan UMC (Unej Medical Center) sebagai
fasilitas kesehatan di wilayah Universitas Jember untuk menyediakan dan
mendistribusikan TTD untuk mahasiswi sebagai upaya pencegahan anemia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]