Show simple item record

dc.contributor.authorSYAHBANIYAH, Siti Nabila
dc.date.accessioned2023-04-12T01:16:28Z
dc.date.available2023-04-12T01:16:28Z
dc.date.issued2022-12-02
dc.identifier.nim181710201067en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/114985
dc.description.abstractTanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan 70% bahan baku produksi gula dunia. Di Indonesia, kebutuhan gula semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan impor gula (3,2 juta ton per tahun) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan produksi gula (2,5 juta ton per tahun) dalam kurun waktu 2011-2015. Oleh karena itu, pemerintah membangun pabrik gula sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri dan mengurangi jumlah gula impor. Salah satu pabrik gula yang ada di Indonesia adalah Pabrik Gula Glenmore. Pada awal produksi, Pabrik Gula Glenmore melakukan pembukaan lahan untuk ditanami tanaman tebu seluas 11.250 Ha. Agar kapasitas produksi dapat terpenuhi maka diperlukan pembukaan lahan lagi yang lebih luas. Pembukaan lahan tidak dapat dilakukan sembarangan, diperlukan informasi mengenai penggunaan lahan dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh agar tanaman tebu dapat tumbuh dengan optimal Guna mengetahui lahan yang sesuai untuk tanaman tebu maka perlu dilakukan evaluasi kesesuaian lahan. Berdasarkan evaluasi kesesuaian lahan yang telah dilakukan maka dapat diketahui kecamatan yang kurang sesuai untuk budidaya tebu karena terdapat beberapa kriteria yang tidak sesuai untuk pertumbuhan tebu. Sehingga dari hasil evaluasi kesesuaian lahan selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk menentukan kuadran SWOT yang nantinya dapat menjadi acuan dalam penentuan startegi meningkatkan kualitas lahan pada kecamatan yang kurang sesuai untuk tanaman tebu. Berdasarkan hasil analisis evaluasi kesesuaian lahan di Kabupaten Banyuwangi dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling sesuai untuk budidaya tebu adalah Kecamatan Pesanggaran seluas 27.633,68 ha karena memiliki lahan kelas S1 (sangat sesuai) yang paling luas di Kabupaten Banyuwangi. Namun pada lahan kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marginal) masih dapat dimanfaatkan untuk budidaya tebu dengan melakukan kegiatan peningkatan kualitas lahan. Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lahan pada budidaya tanaman tebu adalah dengan membuat drainase, bangunan penahan material longsor, bangunan penguat tebing, terasering, rorak, channel reservoir, embung, varietas unggul, tanaman penutup tanah, mulsa, irigasi tetes, pemupukan.en_US
dc.description.sponsorshipDr.Eng Idah Andriyani, S.TP., M.T. IPMen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectEVALUASI KESESUAIAN LAHANen_US
dc.subjectKABUPATEN BANYUWANGIen_US
dc.subjectTEBUen_US
dc.titleStrategi Pengembangan Perkebunan Tebu (Saccharum officinarum L.) Berdasarkan Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kabupaten Banyuwangien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiTeknik Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.Eng Idah Andriyani, S.TP., M.T. IPMen_US
dc.identifier.validatortaufiken_US
dc.identifier.finalizationtaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record