dc.description.abstract | Struktur sistem stomatognasi merupakan unit fungsional yang dicirikan oleh beberapa struktur komponen rangka yang meliputi (rahang atas dan rahang bawah), lengkung gigi, jaringan lunak (kelenjar ludah, suplai saraf dan pembuluh darah), dan sendi temporomandibular dan otot pengunyahan. Struktur ini bertindak selaras untuk melakukan tugas fungsional yang berbeda (berbicara, memecah makanan menjadi potonganpotongan kecil, dan menelan) (Cuccia & Caradonna, 2009). Struktur faring, oral dan nasal merupakan struktur yang sangat penting untuk fungsi bicara, mengunyah dan aktivitas normal lainnya. Struktur yang dipengaruhi oleh adanya kelainan misal celah/cleft pada mulut, hidung maupun nasal akan mempengaruhi fungsinya yang normal. Oleh karena itu penting diketahui keadaan anatomi struktural orofasial dan faring kompleks yang akan mempengaruhi system fisiologis tersebut. Tengkorak manusia mencapai ukuran dewasa melalui gradien maturasi superior-inferior. Karena basis kranium maturitasnya terjadi sebelum wajah pada konteks ukurannya, maka bentuk basis basis kranium memiliki efek knock-on ontogenetik pada wajah. Namun, meskipun maturitas “ukuran” tengkorak telah begitu baik, akan tetapi maturitas “bentuk” tengkorak belum sempurna. Tahapan maturitas akan mempengaruhi struktur dan bentuk tengkorak. Hal ini menjadi factor penting, karena merupakan penentuan awal konfigurasi komponen basis kranial, di mana kerangka wajah menempel, relevan dalam kaskade ontogenetik spatio-temporal dari basicranium ke wajah (Bastir et al., 2006). | en_US |