Analisis Bio-Pellet Beraroma Terapi Bunga Melati dari Serbuk Gergaji Kayu Sengon Berdasarkan Jenis dan Konsentrasi Perekat
Abstract
Biomassa dapat diperoleh dari limbah pertanian yang sudah tidak terpakai lagi  dan  bisa  dimanfaatkan  menjadi  bahan  biomassa.  Biomassa  bio-pellet  dari kayu  ini  selain  digunakan  sebagai  bahan  bakar  alternatif  juga  bertujuan  untuk mengurangi  limbah  yang  disebabkan  oleh  serbuk  kayu  tersebut.  Pembuatan  bio- pellet  ini  selain  dapat  digunakan  sebagai  bahan  bakar  juga  dapat  digunakan sebagai aromaterapi. Penelitian  ini  menggunakan  tepung  tapioka  dan  maizena  sebagai  bahan perekat, dengan perlakuan konsentrasi perekat 10, 15, dan 20% pada setiap jenis perekat.  Pembuatan  bio-pellet  dilakukan  dengan  cara  pengeringan  bahan, pengecilan  ukuran,  pembuatan  perekat,  pencampuran  bahan  dengan  perekat, percetakan  bio-pellet  dan  pengeringan  bio-pellet.  Pengamatan  variabel  yang diamati  yaitu  karakteristik  fisik  pada  bio-pellet  yang  meliputi:  kadar  air,  kadar abu, kadar zat terbang, karbon terikat, dan nilai kalor dengan variasi aromaterapi bunga melati.   Penelitian  ini  dilakukan  penambahan  variasi  aromaterapi,  dilaksanakan bulan  November  2021  sampai  dengan  Februari  2022.  Penelitian  bertempat  di Laboratorium  Alat  Mesin  Pertanian  Program  Studi  Teknik  Pertanian,  Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Data  penelitian  menunjukkan  sebagai  berikut,  kadar  air    yaitu  sekitar antara  6,08%  -  6,51  %,  kadar  abu  campuran  tapioka  10%  menghasilkan  7,19%. campuran  maizena  20%  menghasilkan  7,72%.  kadar  zat  terbang  tapioka  10% menghasilkan 90,50%, maizena 20% menghasilkan 91,21%, kadar karbon terikat maizena  20%  menghasilkan  1,05%  dan  tapioka  10%  menghasilkan  2,29%.  Hasil data  nilai  kalor  yang  tertinggi  dengan  campuran  tapioka  10%  yaitu  sebesar 6676,31 kal/g, sedangkan dengan campuran maizena 20% yaitu 4056,80  kal/g.