Show simple item record

dc.contributor.authorUMMAH, Eva Tsamrotul Asyroful
dc.date.accessioned2023-01-27T07:09:32Z
dc.date.available2023-01-27T07:09:32Z
dc.date.issued2022-12-21
dc.identifier.nim151510501225en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/111805
dc.description.abstractKedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yng tergolong polong-polongan. Pemanfaatan kedelai di Indonesia cukup banyak karena beraneka macam olahannya. Budidaya kedelai dapat tidak stabil disebabkan bnayak faktor slah satunya adalah serangan OPT di lahan yakni gulma.Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan penurunan hasil kedelai. Gulma yang tumbuh pada lahan pertanaman kedelai dapat menyebabkan penurunan hasil kacang hijau sebesar 10-76% apabila gulma tersebut tidak dikendalikan. Pengendalian gulma pada budidaya kedelai dapat dilakukan dengan cara preventif, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kultur teknis, pengendalian hayati, dan pengendalian secara kimiawi. Pengolahan tanah dan pemberian mulsa organik merupakan salah satu upaya pengendalian gulma secara fisik/mekanik yang dapat digunakan untuk menekan populasi gulma di lahan budidaya tanaman. Pemberian mulsa organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai sebab dapat memodifikasi iklim mikro disekitar tanaman sehinggah dapat meningkatkan air tanah serta menghambat pertumbuhan gulma akibat terhalangnya sinar matahari untuk biji-biji gulma. Perlakuan mekanik dianjurkan karena sebagai tindakan meminimalisir pemanfaatan bahan kimia untuk mewujudkan prisip-prinsip pengendalian gulma secara terpadu dan menunjang pertanian berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Desa Jubung, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai Mei 2022. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini dari 7 perlakuan dan 3 ulangan, T0(TOT dan tanpa mulsa), T1(TOT dan mulsa sekam padi) T2 (TOT dan mulsa daun bambu), T3(TOT dan mulsa cocopet), T4(OT dan mulsa sekam padi), T5(OT dan mulsa daun bambu), T6(OT dan mulsa cocopet) dimana mendapatkan 21 petak perlakuan dan diuji lanjut dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%. Parameter yang diamati meliputi inventarisasi gulma, biomassa gulma, tinggi tanaman, jumlah polong, dan berat biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik daun bambu dalam mengendalikan gulma tanaman kedelai. Penggunaan sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik mampu menurunkan biomassa gulma daun lebar dan rumput. Perlakuan sistem olah tanah minimal dan pemberian mulsa organik daun bambu menunjukkan biomassa gulma terberat dibandingkan perlakuan tanpa olah tanah dan tanpa mulsa. Penggunaan sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik daun bambu berpengaruh pada seleruh variabel pengamatan yakni tinggi tanaman, jumlah polong, berat biji dan biomassa gulma.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama, Dr.Ir. Mohammad Hoesain, MS.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectSISTEM OLAH TANAHen_US
dc.subjectMULSA ORGANIKen_US
dc.subjectTANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)en_US
dc.titleEfektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgroteknologien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.Ir. Mohammad Hoesain, MS.en_US
dc.identifier.validatorKacung-29 Desember 2022en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record