Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)
Abstract
Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yng tergolong
polong-polongan. Pemanfaatan kedelai di Indonesia cukup banyak karena
beraneka macam olahannya. Budidaya kedelai dapat tidak stabil disebabkan
bnayak faktor slah satunya adalah serangan OPT di lahan yakni gulma.Gulma
merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan
penurunan hasil kedelai. Gulma yang tumbuh pada lahan pertanaman kedelai
dapat menyebabkan penurunan hasil kacang hijau sebesar 10-76% apabila gulma
tersebut tidak dikendalikan.
Pengendalian gulma pada budidaya kedelai dapat dilakukan dengan cara
preventif, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kultur teknis,
pengendalian hayati, dan pengendalian secara kimiawi. Pengolahan tanah dan
pemberian mulsa organik merupakan salah satu upaya pengendalian gulma secara
fisik/mekanik yang dapat digunakan untuk menekan populasi gulma di lahan
budidaya tanaman. Pemberian mulsa organik dapat meningkatkan produktivitas
tanaman kedelai sebab dapat memodifikasi iklim mikro disekitar tanaman
sehinggah dapat meningkatkan air tanah serta menghambat pertumbuhan gulma
akibat terhalangnya sinar matahari untuk biji-biji gulma. Perlakuan mekanik
dianjurkan karena sebagai tindakan meminimalisir pemanfaatan bahan kimia
untuk mewujudkan prisip-prinsip pengendalian gulma secara terpadu dan
menunjang pertanian berkelanjutan.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Desa Jubung, Kecamatan
Rambipuji, Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai Mei 2022. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Penelitian ini dari 7 perlakuan dan 3 ulangan, T0(TOT dan tanpa mulsa), T1(TOT
dan mulsa sekam padi) T2 (TOT dan mulsa daun bambu), T3(TOT dan mulsa cocopet), T4(OT dan mulsa sekam padi), T5(OT dan mulsa daun bambu), T6(OT
dan mulsa cocopet) dimana mendapatkan 21 petak perlakuan dan diuji lanjut
dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%.
Parameter yang diamati meliputi inventarisasi gulma, biomassa gulma, tinggi
tanaman, jumlah polong, dan berat biji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara
sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik daun bambu dalam
mengendalikan gulma tanaman kedelai. Penggunaan sistem olah tanah dan
pemberian mulsa organik mampu menurunkan biomassa gulma daun lebar dan
rumput. Perlakuan sistem olah tanah minimal dan pemberian mulsa organik daun
bambu menunjukkan biomassa gulma terberat dibandingkan perlakuan tanpa olah
tanah dan tanpa mulsa. Penggunaan sistem olah tanah dan pemberian mulsa
organik daun bambu berpengaruh pada seleruh variabel pengamatan yakni tinggi
tanaman, jumlah polong, berat biji dan biomassa gulma.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4363]