dc.description.abstract | Berdasarkan fenomena ketergantungan Indonesia pada kedelai impor
dimana kualitas kedelai lokal yang rendah para agroindustri tempe lebih memilih
mengkonsumsi kedelai impor dibandingkan kedelai lokal. Akibatnya peran
kedelai lokal semakin tergeser oleh kedelai impor padahal kedelai merupakan
bahan baku pembuatan tempe dan tahu yang telah menjadi menu masyarakat
Indonesia pada umumnya. Akan tetapi penggunaan kedelai lokal lebih cenderung
digunakan untuk agroindustri tahu karena hasilnya lebih bagus dibandingkan
menggunakan kedelai impor.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember yaitu di
Desa Curahmalang, Rowotamtu, Pecoro, Rambipuji, Kaliwining, Rambigundam
dan Gugut pada bulan November sampai dengan Desember 2009. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, korelasional dan
komperatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Cluster Sampling dan
Disproportionate random sampling maka memperoleh total responden sebanyak
42 agroindustri tempe. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor
dan analisis regresi linier berganda.
Hasil untuk analisis faktor variabel yang harus dikeluarkan adalah cita
rasa, ukuran butir dan harga kedelai impor karena variabel tersebut berkorelasi
lemah sehingga tidak dapat mengelompok dalam faktor tertentu. Pada analisis
regresi linier berganda faktor yang tidak mempengaruhi adalah harga kedelai
impor dan harga kedelai lokal. Hal ini menunjukkan: (1) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku agroindustri tempe di Kabupaten Jember dalam
mengkonsumsi kedelai impor yaitu faktor karakteristik kedelai impor yang
meliputi jaminan kualitas hasil olahan, kebersihan dan produksi serta faktor
eksternal yang meliputi modal dan harga kedelai lokal (2) konsumsi kedelai pada
agroindustri tempe dipengaruhi oleh skala usaha karena semakin besar skala usaha
terhadap kedelai maka semakin besar pula konsumsinya. | en_US |