Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Materi Program Linear Ditinjau dari Tipe Kepribadian DISC (Dominant, Influence, Steady, Compliance)
Abstract
Permasalahan matematika tidak dapat dipisahkan dari ilmu selain matematika
dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Materi-materi yang terdapat dalam
matematika juga memiliki keterkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu, dalam
memecahkan berbagai permasalahan matematika, sangat diperlukan kemampuan
untuk mengoneksikan bagian satu dengan bagian yang lainnya. Tingkat
kemampuan koneksi matematis siswa dapat dikelompokkan menggunakan
taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) yang terdiri atas lima
tingkatan, yaitu prastruktural, unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak
diperluas.
Kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan matematika
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tipe kepribadian (Kamilia,
dkk., 2018). Tipe kepribadian menurut William Moulton Marston diklasifikasikan
menjadi empat macam, yaitu Dominant (D), Influence (I), Steady (S), dan
Compliance (C). Sesuai dengan empat tipe kepribadian DISC, maka cara berpikir
dan kemampuan koneksi matematis siswa dalam memecahkan permasalahan
matematika yang berkaitan dengan materi Program Linear juga akan berbeda.
Berdasarkan paparan tersebut, dilakukan penelitian tentang kemampuan
koneksi matematis siswa berdasarkan taksonomi SOLO pada materi Program
Linear ditinjau dari tipe kepribadian DISC (Dominant, Influence, Steady,
Compliance). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan koneksi matematis siswa berdasarkan taksonomi SOLO pada materi
Program Linear ditinjau dari tipe kepribadian DISC (Dominant, Influence, Steady,
Compliance). Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian jenis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Probolinggo
dengan subjek penelitian adalah 26 siswa kelas XI Matematika dan Ilmu Alam (MIA) 1. Responden wawancara terdiri atas 12 siswa yang dipilih secara acak
mewakili masing-masing tingkatan taksonomi SOLO dan masing-masing tipe
kepribadian DISC. Instrumen yang digunakan adalah angket tipe kepribadian
DISC, soal tes koneksi matematis materi Program Linear, dan pedoman wawancara.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, dan wawancara.
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 25 Maret - 6 April 2021.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
siswa dominant pada tingkatan unistruktural hanya mampu memenuhi indikator
memahami bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi. Siswa
dominant pada tingkatan multistruktural mampu memenuhi indikator mengenali
dan memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika serta memahami
bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi. Siswa dominant
pada tingkatan relasional mampu memenuhi indikator memahami bagaimana
hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi serta mengenali dan
mengaplikasikan koneksi antara konsep matematika dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa influence pada tingkatan unistruktural mampu memenuhi indikator
mengenali dan memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika serta
memahami bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi. Siswa
influence pada tingkatan relasional mampu memenuhi indikator mengenali dan
memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika, memahami bagaimana
hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi, serta mengenali dan
mengaplikasikan koneksi antara konsep matematika dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa steady pada tingkatan unistruktural hanya mampu memenuhi indikator
mengenali dan memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika. Siswa
steady pada tingkatan multistruktural hanya mampu memenuhi indikator
memahami bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi. Siswa
steady pada tingkatan relasional mampu memenuhi indikator mengenali dan
memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika serta memahami
bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi. Siswa steady pada tingkatan abstrak diperluas mampu memenuhi indikator memahami
bagaimana hubungan antar konsep matematika saling terkoneksi serta mengenali
dan mengaplikasikan koneksi antara konsep matematika dengan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa compliance pada tingkatan unistruktural hanya mampu memenuhi
indikator mengenali dan memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika.
Siswa compliance pada tingkatan multistruktural mampu memenuhi indikator
mengenali dan memanfaatkan koneksi antar konsep-konsep matematika serta
mengenali dan mengaplikasikan koneksi antara konsep matematika dengan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa compliance pada tingkatan
relasional mampu memenuhi indikator mengenali dan memanfaatkan koneksi antar
konsep-konsep matematika, memahami bagaimana hubungan antar konsep
matematika saling terkoneksi, serta mengenali dan mengaplikasikan koneksi antara
konsep matematika dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.