dc.description.abstract | Penggunaan pupuk anorganik sebagian besar diikuti dengan masalah
masalah lingkungan, pupuk organik mempunyai respon yang lambat terhadap
pertumbuhan tanaman karena rendahnya kadar unsur hara dan lambatnya proses
perubahan menjadi status tersedia. Pemanfaatan mineral batuan yang diolah
menjadi pupuk setidaknya dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan
khususnya tanah dan air sungai. Beberapa mineral batuan dapat dijadikan sebuah
produk pupuk dengan formula agromineral. Kalium perlu ditambahkan pada
tanaman agar pertumbuhan tanaman menjadi baik. Kalium dalam tanah dapat
tersedia dengan diperoleh dari bahan bahan yang ditambahkan dalam tanah.
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan ketersediaan unsur hara
kalium tanah sawah dengan pemupukan kalium dan karakteristik tanah yang
berbeda pada budidaya tanaman padi (Oryza sativa L.). Penelitian mengenai
ketersediaan unsur hara K (Kalium) dalam tanah sawah dengan aplikasi
pemupukan yang berbeda pada budidaya tanaman padi (Oryza Sativa L.)
dilaksanakan mulai bulan Januari 2020 hingga Oktober 2020. Tanah yang
digunakan adalah tanah yang diambil dari inceptisol tanah sawah di
Agroteknopark Jubung, Jember, inceptisol tanah sawah di Karangdoro,
Banyuwangi, dan inceptisol tanah sawah di Jambeanom, Bondowoso.
Pelaksanaan analisa sifat kimia tanah dilaksanakan di Laboratorium Kesuburan
Tanah dan Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Ilmu Tanah Universitas
Jember.
Pengambilan tanah di lokasi persawahan Agroteknopark Jubung dengan
perlakuan kontrol, pemupukan 150 kg/Ha urea dan 15.000 kg/Ha bahan organik
yang dengan penambahan bakteri pelarut dan perlakuan pemupukan 150kg/Ha
urea dan 200kg/Ha agromineral 0:15:15. Tanah sawah penelitian dengan tanaman
padi pada Inceptisol di Karangdoro, Kabupaten Banyuwangi dengan perlakuan pemupukan 160 kg/Ha urea, 160kg/Ha phonska dan 80kg/Ha TSP. Tanah sawah
penelitian dengan tanaman padi pada Inceptisol di Karangdoro, Kabupaten
Banyuwangi dengan perlakuan pemupukan campuran antara 250kg/Ha urea,
200kg/Ha phonska dan 150kg/Ha ZA. Penelitian dilakukan dengan
mendeskripsikan data ketersediaan kalium dalam tanah dan karakteristik setiap
tanah menggunakan parameter yang telah dianalisis. Parameter yang dianalisis
adalah pH tanah, C organik, kalium tersedia dan tekstur tanah. Untuk mengetahui
hubungan antara pH tanah dan C organik dengan ketersediaan kalium dalam tanah
dilakukan uji korelasi dan uji regresi.
Hasil penelitian menunjukkan pemupukan dengan menggunakan bahan
organik pada tanah Inceptisol di Jubung meningkat 7,7% dengan ketersediaan
kalium 0,14 me.100
. Perlakuan pemupukan dengan menggunakan formulasi
agromineral meningkat 7,7% dengan ketersediaan kalium sebesar 0,14
me.100
. Pemupukan menggunakan pupuk anorganik Urea, Phonska dan ZA
pada tanah inceptisol di Karangdoro meningkat 28% dengan ketersediaan kalium
sebesar 0,09 me.100
. Pemupukan menggunakan pupuk anorganik Urea,
Phonska dan TSP pada tanah Inceptisol di Jambeanom meningkat 43% dengan
ketersediaan kalium sebesar 0,10 me.100
.
Karakteristik pH tanah, C organik dan tekstur tanah memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap ketersediaan kalium tanah. Karakteristik pH tanah
memiliki korelasi yang kuat (r = 0,70) terhadap ketersediaan kalium tanah,
sedangkan kandungan C organik tanah memiliki korelasi yang sangat lemah (r = -
0,18) terhadap ketersediaan kalium dengan korelasi berbanding terbalik. Secara
umum hubungan pH tanah dengan ketersediaan kalium nilai koefisien determinasi
(R2
) sebesar 0,49. pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan kalium sebesar
49%. 51 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan C organik dengan
ketersediaan nilai koefisien determinasi (R2
) sebesar 0,03. Kadar C organik dapat
mempengaruhi ketersediaan kalium hanya sebesar 3%. 97 % sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain. | en_US |