Evaluasi Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) di MTSN 5 Jember Tahun 2021
Abstract
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan
oleh suatu negara. Hal ini bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai pondasi dasar untuk pembangunan suatu negara. Namun
permasalahan yang sering terjadi khususnya di Indonesia yaitu terjadinya putus
sekolah akibat masalah biaya pendidikan. Berdasarkan data APK/APM
KEMDIKBUD Kab. Jember tahun 2020 Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu 74%
(untuk usia 7-12 tahun), 53,72% (untuk usia 13-15 tahun) dan 53,87% (untuk usia
16-18 tahun). Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa belum seluruhnya siswa di
Kabupaten Jember menyelesaikan pendidikannya selama 12 tahun. Salah satu
faktor penyebabnya dikarenakan latar belakang perekonomian keluaga yang kurang
mampu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah membuat suatu
kebijakan untuk memberikan bantuan kepada anak usia sekolah yang berasal dari
keluarga miskin yang dikenal dengan Program Indonesia Pintar (PIP).
PIP merupakan program bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada
anak usia 6-21 tahun yang berasal dari keluarga miskin. Dana bantuan yang
diberikan pemerintah tergantung tingkatan pendidikan siswa, untuk Sekolah Dasar
(SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebesar Rp.450.000, Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebesar RP.750.000, dan Sekolah Menengah
Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) sebesar RP.1.000.000. PIP dibentuk
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 Tentang Program
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. PIP dalam pelaksanaannya tidak lepas
dari permasalahan, mulai dari pendaftaran calon penerima bantuan PIP, hingga
pembagian dana PIP. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan PIP menggunakan model CIPP (Context, Input, Process,
Product) di MTSN 5 Jember.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek context sudah sangat sesuai
dengen presentase sebesar 100%. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya angka
partisipasi sekolah dan seluruh siswa penerima PIP di MTSN 5 Jember berasal dari
keluarga miskin atau penerima bantuan sosial. Aspek input dikategorikan sesuai
dengan presentase sebesar 75%. Hal ini dapat dilihat Koordinator PIP seskolah
sudah mengikuti sosialisasi PIP yang dilaksnakan oleh KEMENAG Kabupaten,
selain itu penerima bantuan dana PIP sudah paham tentang tujuan dari adanya PIP.
Namun permasalahan yang terjadi sekolah tidak menyiapkan sarana dan prasarana
khusus untuk pelaksanaan PIP sehingga apabila terdapat kerusakan dapat
menghambat pelaksanaan PIP di sekolah. Aspek process pelaksanaan PIP di MTSN
5 Jember sudah sangat sesuai dengan Juknis yang berlaku dengan presentase
sebesar 100%. Mulai dari awal pendaftaan calon penerima PIP, hingga pembagian
dana PIP ke siswa. Aspek product dapat di kategorikan cukup dengan presentase
sebesar 75%. Hal ini dapat dilihat terdapat pengurangan siswa yang putus sekolah
akibat biaya pendidikan, kebutuhan sekolah siswa penerima terpenuhi, dan siswa
penerima dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.