Interferensi Fonologis Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Al-Qur’an Terjemah Standar Kemenag 2020 dan Persepsi Pembaca terhadap Kebakuan Kata
Abstract
Islam merupakan salah satu agama yang mempunyai banyak penganut dan
hampir tersebar luas di seluruh belahan dunia dan menjadikan Al-Qur‟an sebagai
pedoman utama. Kedudukan Al-Qur‟an sebagai pedoman utama, menjadikan umat
Islam harus mengetahui dan memahami isi Al-Qur‟an. Akan tetapi, penggunaan
bahasa Arab dalam Al-Qur‟an menjadi salah satu hambatan bagi umat Islam yang
tidak mengetahui bahasa Arab untuk memahami juga menggali isi Al-Qur‟an.
Berdasar hal tersebut, praktik terjemah Al-Qur‟an merupakan salah satu solusi agar
umat Islam bisa mengetahui substansi Al-Qur‟an. Praktik terjemah Al-Qur‟an ini,
tidak luput dilakukan di Indonesia di bawah naungan Kementrian Agama Republik
Indonesia.
Pemilihan Al-Qur‟an terjemah bahasa Indonesia berstandar Kemenag 2020
dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa asumsi berikut. Pertama, terjemah AlQur‟an berstandar Kemenag sudah dikoreksi oleh pihak Kemenag yang ahli dalam
bidangnya. Dalam hal ini, anggota Kemenag pun bisa dipastikan bukan sembarang
orang. Kedua, terjemah Al-Qur‟an dengan standar Kemenag banyak digunakan
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah (1) bagaimanakah interferensi fonologis bahasa Arab terhadap
bahasa Indonesia dalam Al-Qur‟an terjemah standar Kemenag 2020?; (2)
bagaimanakah persepsi pembaca terhadap kebakuan kata dalam Al-Qur‟an terjemah
standar Kemenag 2020?
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini berupa kata atau frasa dalam Al-Qur‟an terjemah bahasa
Indonesia standar Kemenag 2020 yang terindikasi adanya interferensi fonologis dan jawaban responden dalam angket yang mengindikasikan persepsi pembaca terhadap
kebakuan kata. Sumber data dalam penelitian ini adalah terjemah Al-Qur‟an
berbahasa Indonesia standar Kemenag 2020 dan para responden. Adapun data
dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Berdasarkan hasil dan pembahasannya, ditemukan dua jenis interferensi
fonologis dalam Al-Qur‟an terjemah standar Kemenag 2020, yaitu: (1) interferensi
fonologis penambahan fonem dan (2) interferensi fonologis perubahan fonem.
Interferensi fonologis penambahan fonem meliputi penggunaan fonem ganda dalam
satu kata dan penambahan fonem /y/. Sementara itu, interferensi fonologis perubahan
fonem meliputi penggunaan fonem /q/ yang seharusnya /k/ dan penggunaan apostrof
(petik atas). Adapun persepsi pembaca terhadap kosa kata yang digunakan dalam AlQur‟an terjemah standar Kemenag 2020 merupakan bahasa Indonesia yang baku. Hal
tersebut diperkuat dengan persepsi responden bahwa sudah seharusnya pihak
Kemenag ikut andil dalam penyebaran bahasa Indonesia yang benar melalui AlQur‟an terjemah ini.
Dengan adanya interferensi fonologis yang ditemukan peneliti dalam AlQur‟an terjemah standar Kemenag 2020, peneliti menyarankan agar tim pentashihan
mushaf Al-Qur‟an memerhatikan kata-kata serapan bahasa Indonesia yang berasal
dari bahasa Arab, sehingga bisa meminimalisir kesalahan ejaan dalam Al-Qur‟an
terjemah standar Kemenag. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk tetap
memprioritaskan KBBI sebagai rujukan kata baku bahasa Indonesia. Bagi peneliti
sebidang ilmu, penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan
penelitian serupa dalam kajian yang berbeda