Peningkatan Produktivitas Produksi Okra Beku Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Dengan Metode Value Stream Mapping (Studi Kasus di PT. Mitratani Dua Tujuh)
Abstract
Perkembangan dunia industri di bidang produk pangan beku semakin
banyak dan permintaan akan produk pangan beku semakin meningkat. Persaingan
yang kompetitif pada industri mendorong setiap perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas. Peningkatan produktivitas tersebut dengan melakukan pengukuran
produktivitas. Salah satu upaya peningkatan produktivitas yaitu melakukan
evaluasi dan perbaikan menggunakan pendekatan lean manufacturing metode value
stream mapping.
PT. Mitratani Dua Tujuh merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha
pengolahan hasil pertanian sayuran beku salah satunya sayuran okra. Okra
merupakan kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat. Bagian okra yang
paling banyak dikonsumsi adalah buah mudanya dan di masak sebagai sayuran.
Okra mengandung serat sangat tinggi dan sangat banyak mengandung lendir.
Produksi okra saat ini masih fluktuatif dan belum mampu memenuhi kebutuhan
sayuran okra nasional. Produksi okra pada tahun 2013 sebesar 1.317 ton dan pada
tahun 2014 sebesar 1.360 ton, sedangkan kebutuhan okra pada tahun 2015
diproyeksikan mencapai 1.500 ton.
PT. Mitratani Dua Tujuh memasarkan sayuran okra beku siap saji secara lokal
hanya sekitar 30%, sedangkan 70% nya dari total produksi 1.500 ton per tahun
diekspor ke Jepang, Taiwan, Australia dan beberapa lainnya. Salah satu upaya
untuk mencapai dan meningkatkan kebutuhan produksi pertahun tersebut yaitu
dengan memperbaiki proses produksi. PT. Mitratani Dua Tujuh belum pernah
melakukan evaluasi proses produksi okra. Sehingga ada hipotesis terdapat aktivitas aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada setiap proses produksi yang
menyebabkan pemborosan, inilah nantinya yang akan diminimalisir. Jika pemborosan waktu dapat diminimalisir, maka PT. Mitratani Dua Tujuh bisa
memperkecil lead time dan waktu siklusnya sehingga produksi okra dapat naik
dengan periode waktu produksi yang sama. Berdasarkan masalah tersebut maka
dilakukan penelitian untuk meminimalisir pemborosan pada proses produksinya
menggunakan metode value stream mapping
Penelitian ini bertujuan meminimalisir pemborosan (waste) yang terjadi
pada proses produksi okra sehingga bisa merancang rekomendasi perbaikan dari
pemborosan aliran proses produksi okra beku. Penelitian ini dilaksanakan dalam
beberapa tahap. Tahap pertama membuat current state map untuk mengetahui
aliran proses yang saat ini terjadi di perusahaan serta sebagai acuan dalam
melakukan perbaikan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi pemborosan serta
menentukan skenario solusi perbaikan. Tahap ketiga yaitu membuat future state
map untuk mengetahui gambaran kondisi proses masa yang akan datang. Tahap
terakhir yaitu melakukan analisis perbandingan current state man dan future state
map untuk mengetahui nilai peningkatan produktivitas yang akan diperoleh setelah
dilakukan rekomendasi perbaikan.
Berdasarkan hasil pengamatan PAM current state total nilai value added
yang berada disepanjang aliran proses produksi 186,31 menit, sedangkan total nilai
necessary non value added 26,99 menit. Sementara, nilai total non value added
543,41 menit. Penyumbang nilai non value added tertinggi terdapat pada
penyimpanan bahan baku di MSA dan antrian bahan baku di proses penimbangan.
Rekomendasi solusi perbaikan di MSA yaitu melakukan set-up pemanasan
mesin lebih awal dan mengurangi waktu set-up dengan membuat list komponen
mesin dan cara penanganannya sehingga ketika terjadi trouble langsung diperbaiki,
melakukan perencanaan produsi yang baik dan implementasi sistem kanban.
Sedangkan solusi perbaikan untuk antrian bahan baku pada proses penimbangan
yaitu melakukan pengawasan serta penambahan operator.
Solusi yang telah ditemukan dipetakan ke dalam future state map. Total lead
time yang dihasilkan dari penggambaran sebesar 371,35 menit, sedangkan value
added yang diperoleh 213,30 menit. Hasil analisis perbandingan antara current
state map dan future state map didapatkan penurunan sebesar 48,37 % pada MSA lead time dan 66,69% penurunan pada antrian di penimbangan serta penurunan
31,66% pada total lead time. Berdasarkan lead time peta kondisi sekarang, 1 shift
produksi dapat menghasilkan 112 kardus okra beku atau setara dengan 4,48 palet.
Sedangkan dengan lead time peta kondisi masa depan dapat memproduksi 202
kardus atau sebanyak 8,08 palet.