Produksi Cuka Asam Laktat Mandai Sebagai Inovasi Varian Pengolahan Cempedak Arthocarpus Champeden
Abstract
Cempedak merupakan salah satu buah yang berasal dari Indonesia khususnya
daerah Kalimantan. Pada tahun 2018 total panen cempedak di indonesia sebanyak
775.480 ton, khusu untuk wilayah Kalimantan Timur total panennya berjumlah 12.658
ton. Melimpahnya jumlah panen dari cempedak tersebut memiliki potensi suntuk
diolah menjadi makanan khas. Cempedak dapat diolah menjadi mandai, tetapi mandai
tersebut sudah banyak diproduksi oleh masyarakat lokal dengan memanfaatkan kulit
buah cempedak Mandai pada umumnya menggunkan kadar garam tinggi sebgai
suksesi bakteri asam laktat yang memiliki dampak kurang baik ketika dikonsumsi
jangka panjang. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan merubah proses suksesi bakteri
asam laktat dengan proses pemanasan dan penambahan kultur pemula Lactobacillus
casei strain Shirota sebelum fermentasi.
Hal yang dapat ditingkatkan dari pemanfaatan kulit cempedak selain untuk
dijadikan mandai yaitu dengan mengolahnya menjadi cuka mandai karena memiliki
hasil fermentasi berupa asam-asam organik. Cuka mandai memiliki potensi sebagai
salah satu produk derivat dari cempedak dengan tujuan utama memproduksi asam
organik volatil berupa asam laktat. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan cuka ialah suhu fermentasi. Proses pembuatan cuka mandai ini berfokus
pada suhu fermentasi dengan parameter total bakteri dan kapang, derajat keasaman,
total asam tertitrasi dan adanya asam organik volatil (asam asam laktat, asam propionat,
asan butirat dan asam valerat).
Fermentasi cuka mandai dilakukan selama tujuh hari dengan tiga variasi suhu
yang teridiri dari suhu rendah (6-10oC), suhu ruang (29-31oC) dan suhu 37ºC. Hasil
fermentasi dilakukan pengujian pada hari ke 0; 3; 5; 7 yang meliputi, total bakteri dan
total kapang, pengukuran total asam dengan titrasi dan pengukuran derajat keasaman.
Deteksi adanya asam organik volatil dilakukan pada sampel yang difermentasi pada
hari ke-0 dan hari ke-7 menggunakan metode GC-MS dengan sasaran asam laktat,
asam propionat, asam butirat dan asam valerat.