dc.description.abstract | Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang
banyak dikenal dan dikonsumsi dikalangan masyarakat. Jamur tiram memiliki
kandungan gizi yang tinggi dibandingkan jamur lainnya. Jamur tiram termasuk produk
holtikultura yang memiliki kadar air yang tinggi. Kadar air yang tinggi dapat
mempercepat proses laju respirasi, sehingga menyebabkan jamur tiram mudah
mengalami kerusakan. Kerusakan pada jamur tiram dapat terjadi apabila tidak
dilakukan penanganan pascapanen dengan baik dan benar. Salah satu alternatif yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah pascapanen jamur tiram yaitu
memperlambat laju respirasi dengan cara dilakukan pengemasan dan penyimpanan
pada suhu rendah (5 ℃). Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik
mutu jamur tiram serta pengaruh metode pengemasan dan lama penyimpanan pada
suhu rendah (5 ℃). Karakteristik mutu jamur tiram yang dianalisis adalah tekstur,
warna (L), kadar air, aktivitas air dan susut bobot.
Penelitian ini menggunakan metode pengemasan tidak berlubang, berlubang
dan vakum dan lama penyimpanan yang dibedakan menjadi tiga yaitu penyimpanan
pada hari ke 0, 2 dan 4. Bahan jamur tiram diperoleh dari petani yang beralamatkan di
Jln. Bungur Kecamatan Gebang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Penelitian
menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu metode
pengemasan dan lama penyimpanan. Adapun tahapan yang terdapat dalam analisis
karakteristik mutu jamur tiram yaitu persiapan bahan baku, sortir bahan, pembersihan
bahan dengan kain kering, pengemasan, penyimpanan dan pengukuran parameter
tekstur, warna (L), kadar air, aktivitas air, dan susut bobot. Pengukuran parameter
dilakukan pada lama penyimpanan hari ke 0, 2 dan 4. Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter tekstur tertinggi di hari keempat
yaitu pada jamur yang disimpan dengan metode pengemasan vakum sebesar 0,004
N/mm2. Nilai tingkat kecerahan warna tertinggi di hari keempat yaitu pada jamur yang
disimpan dengan metode pengemasan vakum sebesar 83,15. Nilai kadar air terkecil di
hari keempat yaitu pada jamur yang disimpan dengan metode pengemasan vakum
sebesar 88 %. Nilai aktivitas air terkecil di hari keempat yaitu pada jamur yang
disimpan dengan metode pengemasan vakum sebesar 0,895. Sedangkan nilai susut
bobot tertinggi terdapat pada hari keempat penyimpanan dengan metode pengemasan
tidak berlubang yaitu sebesar 6,65 %. Hasil uji statistik factorial ANOVA two mix
factors menunjukkan bahwa lama penyimpanan dan metode pengemasan
mempengaruhi nilai tekstur (Hardness), warna (L), kadar air dan susut bobot pada
jamur tiram | en_US |