dc.description.abstract | Tembakau menjadi komoditas pertanian potensial di Indonesia. Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur sebagai daerah pusat produksi tembakau nasional dengan varietas utama yaitu tembakau Besuki Na-Oogst. Pengolahan tembakau selama ini hanya terbatas pada daun yang berkualitas baik dan telah lolos sortir. Persentase daun tembakau inferior berkisar 10-20 % dari total panen masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Daun tembakau inferior diketahui masih memiliki kandungan senyawa aktif yang bisa digunakan sebagai antibakteri dan antijamur, seperti senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, dan terpenoid. Senyawa polifenol memiliki sifat yang sensitif terhadap kondisi lingkungan seperti oksidator, cahaya, dan panas, sehingga perlu dilakukan perlidungan terhadap senyawa tersebut dengan cara enkapsulasi menggunakan pati jagung agar produk bisa lebih stabil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi material enkapsulan terhadap karakteristik ekstrak daun tembakau Na-Oogst terenkapsulasi, total polifenol, aktivitas antioksidan, dan kemampuannya sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.
Metode penelitian ini menggunakan 1 faktor perlakuan yaitu perbedaan penambahan pati jagung termodifikasi sebagai bahan penyalut terdiri atas 5 %, 7,5 %, dan 10 %. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pembuatan ekstrak daun tembakau Na-Oogst, pembuatan nanopartikel pati jagung, dan enkapsulasi ekstrak daun tembakau. Pengujian karakteristik enkapsulasi ekstrak daun tembakau Na-Oogst meliputi pengujian ukuran partikel, rendemen, total polifenol, aktivitas antioksidan, efisiensi enkapsulasi, serta kemampuannya sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pati jagung termodifikasi sebagai bahan penyalut yang semakin banyak dapat meningkatkan rendemen dan efisiensi enkapsulasi yang dihasilkan. Rendemen enkapsulat ekstrak daun tembakau tertinggi yaitu pada sampel dengan penambahan 10 % bahan penyalut sebesar 6,03 % sedangkan efisiensi enkapsulat ekstrak daun tembakau tertinggi yaitu sebesar 56,20 % pada sampel dengan penambahan 10 % bahan penyalut. Total polifenol tertinggi yaitu pada sampel ekstrak daun tembakau terenkapsulasi pati jagung dengan konsentrasi 5 % sebesar 22,754 mg GAE/g. Aktivitas antioksidan enkapsulat yang paling tinggi yaitu sebesar 36,35 % pada sampel ekstrak daun tembakau terenkapsulasi pati jagung dengan konsentrasi 5 %. Pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa Nilai IC50 dan KHM ekstrak daun tembakau terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 3,377 mg/ml dan 6,024 mg/ml dan 2,551 mg/ml dan 8,475 mg/ml terhadap pertumbuhan Salmonella typhi, sedangkan enkapsulat ekstrak daun tembakau memiliki nilai IC50 dan KHM berturut-turut sebesar 3,509 mg/ml dan 6,344 mg/ml terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan 3,597 mg/ml dan 11,947 mg/ml terhadap pertumbuhan Salmonella typhi. | en_US |