Pengaruh Model Pembelajaran Engineering Design Process Dengan Pendekatan Stem Terhadap Scientific Process Skill Siswa Smp
Abstract
Berdasarkan hasil survey TIMSS prestasi sains (Science Achievement) siswa 
SMP kelas VIII pada tahun 2011, Indonesia berada pada urutan 39 dari 41 negara
dengan skor 406, dari rata-rata skor internasional 500, sehingga Indonesia 
mendapatkan predikat low science International benchmark. Hasil tersebut dinilai 
berdasarkan kerangka penilaian TIMSS dan dari hasil skor siswa Indonesia rata-rata 
masih berada pada kemampuan knowing. Berdasarkan data tersebut 
mengindikasikan bahwa siswa Indonesia hanya sampai mampu mengenali fakta 
dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan, mengaitkan berbagai topik sains, 
serta menerapkan konsep. Keterampilan proses sains siswa Indonesia rendah 
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya : dalam pembelajaran IPA sikap ilmiah 
dan aktivitas ilmiah kurang optimal, selain itu metode pembelajaran dikelas masih 
berpusat pada guru (teacher centered), sehingga siswa tidak memperoleh 
pengalaman belajar yang menantang dan bermakna. Guru kurang melibatkan siswa 
untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran ketika di kelas. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengkaji atau menelaah pengaruh model pembelajaran engineering 
design process (EDP) dengan pendekatan STEM terhadap keterampilan proses 
sains siswa SMP.
Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pretest-posttest control 
group design. Penentuan tempat penelitian dilakukan secara purposive sampling 
area. Artinya peneliti memilih informasi dengan pertimbangan tertentu sebagai 
sampel. Tempat penelitian yang dipilih adalah MTs Negeri 1 Jember tahun ajaran 
2019/2020. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berindikator KPS. Analisis 
data yang dilakukan yaitu, menggunakan uji statistik.
Hasil penelitian menggunakan model EDP dengan pendekatan STEM  menunjukkan bahwa, pembelajaran menggunakan model pembelajaran
engineering design process pada pendekatan STEM berpengaruh secara signifikan 
terhadap keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 
siswa pada kelas control sebesar 42,5 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 
60,27. Data tersebut juga didukung dari hasil uji menggunakan independent sample 
t test dengan signifikansi yaitu 0,000 (sig. 0,000 < s0,05) yang menunjukkan bahwa 
terdapat pengaruh perbedaan perlakuan terhadap keterampilan proses sains siswa 
antara kelas control dan eksperimen
