dc.description.abstract | Kelor (Moringa oleifera) sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium, zat
besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C namun memiliki umur simpan
yang pendek sehingga, dibutuhkan sebuah teknologi pengawetan untuk
meningkatkan umur simpan daun kelor. Teknologi yang dapat digunakan yaitu
pengeringan menggunakan microwave. Microwave menggunakan radiasi
gelombang mikro untuk memanaskan bahannya. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengukur laju perubahan massa daun kelor selama proses pengeringan, (2)
menyeleksi model pengeringan lapis tipis yang terpilih sebagai dasar estimasi
pengeringan, (3) mengevaluasi karakteristik warna daun kelor hasil pengeringan.
Penelitian ini dilakukan dari September 2018 hingga Desember 2018.
Metodologi penelitian yaitu: (1) pengukuran perubahan kadar air bahan selama
pengeringan, (2) pengukuran kadar air kesetimbangan (Me), (3) pengukuran
perubahan warna, (4) analisis data meliputi analisis laju pengeringan dan
pemodelan, pemodelan yang digunakan yaitu Page dan Newton, dan (5) uji validasi
model yang dilakukan dengan menghitung nilai Coefficient of Determination (R²),
Root Mean Square Error (RMSE), dan Mean Relative Percent Error (P). Penelitian
ini menggunakan daya 710, 537 dan 420 W dan pemgeringan oven sebagai
pembandingnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengeringan
gelombang mikro dapat menurunkan kadar air daun kelor dari rentang 274,96% bk
– 326,87% bk menjadi 0,731% bk – 6,11% bk. Model pengeringan lapis tipis yang
paling tepat digunakan pada pengeringan gelombang mikro daun kelor yaitu model
Page. Nilai R2 yang dihasilkan yaitu berkisar antara 0,970 – 0,999 dan nilai RMSE
sebesar 0,010 – 0,093 dengan tingkat kesalahan sebesar 5,40% - 22,50%. Total
perubahan warna terkecil terjadi pada daya 710 yaitu sebesar 5,45. | en_US |