dc.description.abstract | Lahan merupakan sumberdaya alam yang penting bagi manusia untuk
memproduksi pangan, perumahan, dan lain-lain. Sub DAS Antrokan dan Jompo
masing-masing terletak pada kecamatan Patrang dan Kaliwates mengalami
peningkatan lahan pemukiman sebesar 3,98% dan 20,06% sampai tahun 2017.
Meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman akibat bertambahnya jumlah
penduduk dapat pula meningkatkan resiko terjadinya erosi. Berdasarkan uraian
tersebut, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui besar erosi di Sub DAS
Antrokan dan Jompo. Analisis erosi dapat dihitung menggunakan Metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) pada level petak petani untuk mengetahui
besarnya laju erosi di Sub DAS Antrokan dan Jompo. USLE adalah suatu model
erosi yang dirancang untuk memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari erosi
lembar atau alur di bawah keadaan tertentu. Metode USLE memiliki model yang
relatif sederhana dengan parameter erodibilitas tanah (K), erosivitas hujan (R),
panjang dan kemiringan lereng (LS), pengelolaan tanaman dan tindakan
konservasi tanah (CP). Lokasi penelitian terdapat 6 titik yaitu hulu, hilir, tengah
masing-masing di Sub DAS Antrokan Dan Jompo. Hasil perhitungan laju erosi
menggunakan metode USLE di Sub DAS Antrokan bagian hulu, tengah, hilir
secara berurutan didapatkan nilai erosi sebesar 163,35; 43,45; dan 11,10
ton/ha/thn. Tingkat bahaya erosi (TBE) di Sub DAS Antrokan bagian hulu,
tengah, hilir secara berurutan masuk ke dalam kategori sedang, ringan, dan sangat
ringan. Persentase TBE di Sub DAS Antrokan bagian hulu, tengah, hilir secara
berurutan sebesar 42,79%, 23,59%, dan 33,62%. Hasil perhitungan laju erosi
menggunakan metode USLE di Sub DAS Jompo bagian hulu, tengah, hilir secara
berurutan didapatkan nilai erosi sebesar 224,51; 41,62; 10,50 ton/ha/thn. Tingkat
viii
bahaya erosi di Sub DAS Jompo bagian hulu, tengah, hilir secara berurutan masuk
ke dalam kategori berat, ringan, dan sangat ringan. Persentase TBE di Sub DAS
Jompo bagian hulu, tengah, hilir secara berurutan sebesar 38,42%, 35,21%, dan
26,37%. Faktor yang paling mempengaruhi laju erosi adalah nilai LS dan CP
karena saling berkaitan dimana derajat kecuraman lereng mempengaruhi
persentase kecuraman lereng yang menjadi tolak ukur tindakan konservasi (nilai
P) menurut penanaman kontur. | en_US |