dc.description.abstract | Baglog adalah media tanam jamur tiram terdiri dari campuran antara serbuk gergaji, bekatul, kapur dan air. Bahan baku utama yang biasa digunakan adalah serbuk gergaji kayu sengon. Serbuk gergaji kayu sengon biasa digunakan karena memiliki tekstur yang tidak keras. Selain itu serbuk gergaji kayu sengon memiliki sumber nutrisi yang mendukung pertumbuhan jamur tiram. Kayu sengon memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin yang dibutuhkan oleh jamur tiram. Kandungan selulosa pada kayu sengon yaitu 45,42%, hemiselulosa 21% dan lignin 26,50%. Kebutuhan kayu yang terus meningkat berdampak pada ketersediaan serbuk kayu sengon tidak terjamin, sehingga petani jamur tiram menggunakan serbuk kayu yang berasal dari hutan sebagai pengganti. Hal tersebut tentu berpotensi merusak hutan. Alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam jamur tiram yaitu kulit kopi. Jember merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua se Jawa Timur. Produksi kopi di Kabupaten Jember pada tahun 2017 mencapai 11.863 ton. Produk samping dari proses pengolahan kopi yang belum dimanfaatkan secara maksimal yaitu kulit tanduk kopi. Kulit tanduk kopi merupakan salah satu bagian limbah proses pengolahan kopi yang memiliki potensi sebagai alternatif pengganti media tanam jamur tiram. Kulit tanduk kopi memiliki kandungan selulosa dan lignin yang cukup tinggi. Kandungan selulosa pada kulit tanduk kopi sebesar 27,26% dan lignin sebesar 21,95%. Kandungan hemiselulosa pada kulit tanduk kopi cukup rendah yaitu 11,65%, sehingga perlu adanya penambahan bahan lain untuk meningkatkan kandungan hemselulosa pada baglog. Alternatif yang dapat ditambahkan yaitu jerami padi. Jerami memiliki kandungan hemiselulosa yang cukup tinggi sebesar 27%.ujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah kulit tanduk kopi dan jerami padi terhadap pertumbuhan miselium dan produktivitas jamur tiram putih serta mengetahui konsentrasi penambahan limbah kulit tanduk kopi dan jerami padi terbaik pada jamur tiram putih. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktorial, yaitu variasi penambahan kulit tanduk kopi dan jerami padi. Kombinasi perlakuan sebanyak 5 sampel dengan 3 kali pengulangan. Parameter yang diamati meliputi laju pertumbuhan miselium, jumlah badan buah, berat badan buah, kadar air baglog, kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin baglog.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan kulit tanduk kopi dan jerami padi tidak berpengaruh nyata pada kadar air setiap perlakuan dan berpengaruh nyata pada uji kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin. Hasil uji kandungan hemiselulosa terbaik pada P2 sebesar 4,875% dan hasil uji kandungan selulosa terbaik pada P1 sebesar 17,914%, sedangkan hasil uji kandungan lignin terbaik pada P4 dan P5 sebesar 8,237% dan 9,009%. Pada uji fisik, laju pertumbuhan miselium terbaik pada P2 0,78 cm/hari, P3 0,78 cm/hari, P4 0,78 cm/hari dan P5 0,80 cm/hari. Hasil berat badan buah terbaik pada P1 sebesar 8,44 buah sedangkan hasil berat badan buah terbaik diperoleh pada P3 sebesar 145 g , P4 sebesar 157 g dan P5 sebesar 159 g. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan kulit tanduk kopi dan jerami memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan miselium dan berat badan buah serta tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah badan buah. Perlakuan yang terbaik dari penelitian ini adalah P3 (kulit tanduk kopi 30% dan Jerami padi 20%), P4 (kulit tanduk kopi 35% dan jerami padi 15%) dan P5 (kulit tanduk kopi 40% dan jerami padi 10%). Hal tersebut dikarenakan P3, P4 dan P5 memiliki laju pertumbuhan miselium dan berat badan buah jamur yang terbaik sehingga memiliki produktivitas lebih baik jika dibandingkan P1 (kontrol) dan P2. | en_US |