dc.description.abstract | Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih sering terabaikan.
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan
data yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan bahwa untuk tahun 2018 terdapat
147.000 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka ini mencakup 4.678 cacat
dan 2.575 meninggal. Menurut ILO (2000), pertanian adalah salah satu pekerjaan
yang paling penuh risiko di seluruh dunia. Di beberapa negara-negara tingkat
kecelakaan kerja dalam pertanian adalah dua kali lipat dari rata-rata untuk semua
industri lain. CV. Sumbersari sebagai salah satu industri pertanian tidak terlepas
dari aktivitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan material serta
waktu yang cukup besar. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja
dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktivitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang berhubungan
dengan aspek K3, mengetahui tingkat risiko pada setiap bahaya dan cara
pengendalian untuk mengatasi masalah K3. Penilaian risiko akan dilakukan
menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan risk matrix, dimana tingkat risiko
didapatkan dari perkalian Kemungkinan dan Konsekuensi yang dicocokkan
dengan tabel matrik. Matrik tersebut akan menunjukkan tingkat risiko sehingga
dapat ditentukan cara pengendalian berdasarkan literatur dan kondisi di lokasi.
Identifikasi bahaya yang dilakukan yaitu pada kegiatan produksi cocofiber
yaitu penurunan bahan baku dan sortasi, penguraian, pengeringan dan
pengepresan. Bahaya dengan tingkat risiko rendah adalah tergores, terperosok,
mata kemasukan debu, terjatuh, terkena lemparan (pada unit penurunan bahan
baku dan sortasi), debu terhirup ke dalam saluran pernapasan, terjatuh (pada unit
penguraian), debu terhirup ke dalam saluran pernapasan, terjatuh, mata
kemasukan debu (pada unit pengeringan), debu terhirup ke dalam saluran
pernapasan, mata kemasukan debu, terjatuh (pada unit pengepresan). Bahaya
dengan tingkat risiko sedang meliputi kebisingan (pada unit penurunan bahan
baku dan sortasi), mata kemasukan debu (pada unit penguraian), terpapar panas
matahari (pada unit pengeringan), tersetrum, terbentur, terjepit (pada unit
pengepresan). Tingkat risiko yang terakhir yaitu risiko yang bersifat tinggi. Risiko
ini harus direduksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Bahaya dengan risiko tinggi
terdiri dari terjepit (pada unit penurunan bahan baku dan sortasi), tersetrum,
kebisingan, terpotong (pada unit penguraian), dan terbakar (pada unit
pengepresan). | en_US |