Pengaruh Komposisi Campuran Rebon dan Ikan Teri terhadap Sifat-Sifat Terasi
Abstract
Rebon dan ikan Teri adalah jenis ikan yang banyak ditemui di pasaran. Ikan teri merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekomomis relatif rendah. Produksi ikan tersebut melimpah namun permintaan pasar cukup rendah karena pemanfaatan masih terbatas, Salah satu upaya peningkatan pemanfaatan ikan teri adalah dengan mengolahnya sebagai bahan pencampur dalam pembuatan terasi.
Terasi merupakan bahan penyedap masakan yang cukup populer di Indonesia dan sudah memasyarakat secara luas. Bahan Baku utama terasi pada umumnya adalah rebon. Namun karena produksi rebon terbatas dan musiman serta harga rebon yang mahal maka produsen terasi sering menggunakan ikan sebagai pencampur, salah satunya adalah ikan teri. Dengan adanya pencampuran tersebut maka akan mempengaruht terasi yang dihasilkan karena adanya perbedaan komposisi kimia dan sifat yang berbeda antant rebon dan ikan teri.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh komposisi campuran rebon dan ikan teri terhadap sifat-sifat terasi yang dihasilkan, serta mendapatkan jumlah ikan teri maksimal yang dapat dicampurkan dalam pembuatan terasi sehingga diperoleh terasi dengan sitat-sifat yang masih baik.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan komposisi campuran rebon dan ikan teri sebanyak 6 level percobaan dan dilakukan dalam 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi : Kadar Air.: Kadar Protein Terlarut, Total Padatan Terlarut, Total Asam, Warna, Tekstur. Kenampakan irisan. Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, jumlah penambahan ikan teri sebanyak 70 % (A3) masih menghasilkan terasi dengan sifat yang masih baik. Terasi yang dihasilkan mempunyai kadar air 36.15 %. kadar protein terlarut 3.03%, total padatan terlarut 44.20 %, total asam 1.61 %, nilai warna 66.67 % dan tekstur sebesar 285.56 g/3mm.