Analisis Ekonomi dan Prospek Pengembangan Agroindustri Prodi Perikanan Laut (Studi Kasus di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember)
Abstract
Subsektor perikanan laut merupakan subsektor pendukung dalam pembangunan pertanian di Indonesia, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Sektor ini mulai mendapat perhatian pemerintah sejak awal tahun 1999. Agroindustri produk perikanan lain mengolah hasil tangkapan ikan agar dapat diperoleh nilai tambah, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyerap tenaga kerja.
Desa Puger Kulon merupakan daerah pesisir pantai yang mempunyai keunggulan dalam menghasilkan hasil tangkapan ikan laut dengan jenis agroindustri produk perikanan laut seperti ikan kering, pemindangan dan agroindustri terasi dengan tekhnologi sederhana sebab modal terbatas. Agroindustri produk perikanan laut ini berproduksi pada musim sedang yaitu bulan Maret sampai dengan Juni dan muslin puncak, mulai bulan Juli sampai dengan Nopember.
Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Juni sampai dengan 5 Juli 2002, dengan tujuan untuk mengetahui : (1). Efisiensi penggunaan biaya produksi; (2) Perbedaan tingkat pendapatan agroindustri perikanan laut pada berbagai strata; (3) Efisiensi penggunaan tenaga kerja pada agroindustri perikanan laut dan (4) Prospek pengembangan agroindustri perikanan laut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan korelasional, sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Proportionate Notified Random Sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis ratio, analisis Pendapatan, analisis produktivitas tenaga Kerja, dan analisis SW0T.
Hasil penclitian yang diperoleh sebagai berikut:
I) Bahwa penggunaan biaya produksi pada agroindustri perikanan lain adalah efisien, hal ini dapat dilihat dari nilai perolehan R/C ratio > I. Nilai R/C ratio musim sedang agroindustri produk perikanan laut berturut-turut sebagai berikut, ikan kering 1,38; agroindustri terasi 1,37, dan pemindangan 1,25. Sedangkan musim puncak nilai R!C ratio untuk ikan kering 1,56: agroindustri terasi 1,50 dan pemindangan 1,30.
2). Rata-rata tingkat pendapatan perunit modal dan tingkat pendapatan permusim agroindustri produk perikanan laut berbeda. Rata-rata tingkat pendapatan permusim pada agroindustri pemindangan sebesar Rp. 998.217,08; ikan kering sebesar Rp. 357.154,16 dan terasi sebesar Rp. 265.708,33. Sedangkan pendapatan perunit modal yang digunakan juga tinggi yakni Rp. 1388,41 unit ikan kering, Rp. 1378,37 unit terasi dan Rp. 1365,25 unit pemindangan.
3). Rata-rata tingkat penggunaan tenaga kerja agroindustri pengeringan ikan, pemindangan dan agroindustri terasi musim sedang dan musim puncak adalah efisien, yang ditunjukkan dengan nilai produktivitas per hari kerja setara pria. Pada musim sedang produktivitas kerja agroindustri terasi Rp. 57.931,6; ikan kering Rp. 45.197,4 dan pemindangan Rp. 16.547,35. Sedangkan musim puncak nilai produktivitas kerja agroindustri terasi Rp. 19.648,40; ikan kering Rp. 15.648,10 dan pemindangan Rp. 12.748,84, lebih besar dan upah minimum Kabupaten Jember yaitu sebesar Rp. 12.620,-
4). Prospek pengembangan agroindustri perikanan laut untuk masa yang akan datang mempunyai peluang yang baik, yaitu berada pada posisi grey area, dengan nilai IFAS 1,90 dan EFAS 2,08 yang berarti bahwa agroindustri perikanan taut mempunyai peluang yang baik akan tetapi harus menghadapi kelemahan internal yaitu kontinuitas bahan baku, modal, tidak ada produk sampingan, rekrutmen tenaga kerja yang bersitat kekeluargaan, upah pekerja„ tehnologi, pemasaran dan kemasan produk.