dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2019 di
Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Bahan yang digunakan adalah umbi
talas yang didapatkan dari pasar tanjung, Jember. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen yaitu Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize
Design) dengan 3 kali pengulangan. Pengeringan umbi talas dilakukan dengan
beragam suhu mulai dari suhu terendah inframerah yaitu 50, 65, 75, 85 dan 100ºC.
Data yang dianalisis berupa laju pengeringan, model pengeringan dan rasio
rehidrasi.
Berdasarkan hasil penelitian umbi talas memiliki kandungan air yang tinggi
yaitu berkisar pada 72,764 sampai 76,355%bb/menit. Laju pengeringan tertinggi
pada suhu 100ºC yaitu sebesar 4,700%bk/menit, suhu 85ºC yaitu sebesar
3,843%bk/menit, suhu 75ºC yaitu sebesar 2,920%bk/menit, suhu 65ºC yaitu
sebesar 1,979%bk/menit dan pada suhu 50ºC yaitu sebesar 1,421%bk/menit. Data
hasil pengeringan dianalisis dan uji validitasnya menggunakan grafik dan statistik.
Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan Page dan Wang & Singh. Uji
validitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kesalahan data yaitu dengan
menggunakan Coefficient of Determination (R²), Root Mean Square Error
(RMSE) dan Mean Relative Percentage Error (P). Model Wang & Singh
merupakan pemodelan yang sesuai dengan karakteristik pengeringan umbi talas
menggunakan pengering inframerah. Hal tersebut dikarenakan, pada pemodelan
Wang & Singh didapatkan R² yang mendekati nilai 1 dan RMSE yang mendekati
nilai 0, apabila dibandingkan dengan pemodelan Page. Rasio rehidrasi dilakukan
menggunakan 2 suhu perendaman yaitu suhu 27ºC (suhu ruang) dan 60ºC.
Perbedaan suhu perendaman digunakan untuk mengetahui perbedaan penyerapan
air umbi talas kering yang lebih baik. Pada suhu perendaman 27ºC, suhu
pengeringan terbaik pada suhu 85ºC. Sedangkan pada suhu perendaman 60ºC,
suhu pengeringan terbaik terdapat pada suhu 75ºC. | en_US |