dc.description.abstract | Padi termasuk komoditas yang banyak dibudidayakan di Indonesia, namun dalam praktik budidayanya masih mengalami berbagai kendala, salah satunya penyakit busuk bulir yang disebabkan Burkholderia glumae. Bakteri ini termasuk OPTK A2 Golongan I yang rentan menyerang tanaman padi fase generatif dan menimbulkan gejala berupa bercak coklat dari bagian pangkal bulir dan garis melintang berwarna coklat kemerahan di bagian tengah. Bakteri ini termasuk patogen tular benih maka penyebarannya akan semakin mudah apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui insidensi dan keparahan penyakit busuk bulir bakteri serta teknik pengendalian yang dilakukan petani di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan survey lapangan berupa pengamatan insidensi, keparahan penyakit, laju infeksi, serta upaya pengendalian yang dilakukan petani melalui kuesioner dan uji laboratorium berupa identifikasi B. glumae. Berdasarkan pengamatan lapang diketahui bahwa gejala penyakit nampak pada semua subwilayah pengamatan pada suhu 26– 29° C dengan kelembaban > 70% serta sering terjadi hujan setiap hari, dan hasil identifikasi laboratorium semua isolat teridentifikasi B. glumae. Tingkat insidensi dan keparahan penyakit bervariasi berkisar 0-6,4% dengan laju infeksi 0,0000319-0,0001113 unit per hari. Penyebaran penyakit ditunjang faktor lingkungan yang mendukung perkembangan patogen dan sistem budidaya yang kurang tepat, yaitu penerapan pola tanam IP 300, tidak adanya pengendalian, penggunaan varietas benih yang rentan terhadap penyakit busuk bulir, dan aplikasi pupuk N yang tidak sesuai anjuran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian rekomendasi pengendalian penyakit busuk bulir yang dapat dilakukan yaitu dengan kultur teknis seperti rotasi tanaman, menghindari suhu yang tinggi di awal penanaman tanaman padi, aplikasi pupuk N sesuai anjuran, dan penggunaan pestisida kimia yang mengandung senyawa tembaga | en_US |