dc.description.abstract | Kecamatan Panti, Kabupaten Jember merupakan kawasan
perkebunan kopi dan karet yang tergolong paling parah terlanda bencana alam, terutama
desa Kemiri dan Desa Suci. Seluruh kawasan itu berada di sekitar pegunungan Hiang
Argopuro, tepatnya daerah aliran Kali Dinoyo dan Kali Putih, berupa lahan perkebunan
terbuka dengan material tanah yang lepas sehingga bila musim penghujan tiba akan mudah
terbawa oleh aliran air yang melimpas. Selain itu, adanya pengurangan vegetasi di gunung
dan pembangunan kawasan pemukiman akan merubah tata guna lahan yang berakibat banjir
dan tanah longsor.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kesesuaian tata guna lahan dan
tanaman yang ada di lahan tersebut sebagai upaya konservasi, dengan metode vegetasi.
Metode yang digunakan untuk mengetahui adalah dengan interpretasi data citra
Satelit Aster tahun 2008 dan peta-peta pendukung lainnya. Analisa dilakukan dengan Sistem
Informasi Geografis (SIG). Dari hasil analisa diketahui bahwa Sub DAS Glagahwero, 100%
luasannya pada kawasan hutan lindung berpotensi kritis sampai agak kritis. Pada kawasan
budidaya tanaman tahunan, 50% luasannya berpotensi kritis. Usaha konservasi yang optimal
untuk dapat mempertahankan kondisi eksisting yang telah ada perlu dilakukan. Konservasi
dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan metode vegetatif yakni,
semua tanaman yang ditanam pada lahan harus sesuai dengan fungsi kawasannya.
Pada kawasan hutan lindung, sebagai pengendali erosi, dipilih tanaman sengon laut,
dan kemlandingan. Pada kawasan penyangga, dipilih tanaman jati, mahoni dan sono keling.
Pada kawasan budidaya tanaman tahunan, dipilih tanaman kopi, coklat, rambutan, durian,
alpukat dan nangka, yang diselingi dengan salam dan mahoni. | en_US |