FUNGSI MUSEUM BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH
Abstract
Penelitian ini  dilatarbelakangi  eksistensi museum Blambangan Kabuapten 
Banyuwangi yang kondisinya tampak minimnya pengunjung yang datang ke museum 
Blambangan.  Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pihak sekolahpun tampak 
tidak memanfaatkan museum Blambangan sebagai sumber belajar.  Salah satu  
langkah dalam  meningkatkan  minat masyarakat pada umumnya dan para siswa 
khususnya untuk mengunjungi museum Blambangan maka dapat dikaitkan 
pembelajaran  sejarah  dengan  memanfaatkan museum Blambangan sebagai sumber 
pembelajaran sejarah.  Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan  penelitian, dengan 
rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana kondisi museum Blambangan?; (2) 
Bagaimana relevansi museum Blambangan itu sebagai sumber belajar sejarah di 
sekolah?;  (3) Bagaimana pemanfaatan museum Blambangan sebagai sumber belajar 
sejarah di sekolah?  Dengan  tujuan  penelitian  sebagai berikut: (1)  Untuk mengetahui 
kondisi  yang ada di museum Blambangan; (2)  Untuk mengetahui relevansi museum 
Blambangan itu sebagai sumber belajar sejarah di sekolah; (3)  Untuk mengetahui 
pemanfaatan museum Blambangan sebagai sumber belajar sejarah di sekolah. 
Penelitian ini  merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan 
metode penelitian sejarah.  Metode penelitian tersebut terdiri atas  heuristik,  kritik, 
interpretasi  dan  historiografi. Sedangkan teknik pengumpulan sumber yang 
digunakan yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan 
wawancara. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber tertulis dan 
sumber lisan. 
Museum Blambangan merupakan museum  yang menyimpan koleksi benda-
benda peninggalan sejarah  yang bertempat di  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di 
Jalan A.Yani No. 78  Banyuwangi.  Dari jenis koleksi yang ada di museum, ada beberapa koleksi yang dapat di jadikan sumber pembelajaran sejarah,  dari  koleksi 
benda-benda tersebut dapat diklasifikasikan pada zaman  Neolitikum dan  HIndhu-
Budha.  Berbagai jenis koleksi museum dapat dipergunakan sebagai sumber belajar 
sejarah harus disesuaikan dengan standar kopetensi, kopetensi dasar, materi 
pembelajaran  serta indikator.  Perwujudan dari  pemanfaatan museum Blambangan 
dapat dilakukan dengan metode pembelajaran sejarah di luar kelas dengan model 
living story  yaitu pengenalan lingkungan melalui metode widya wisata dimana 
kegiatan pembelajaran dilakukan diluar kelas. 
Kesimpulan yang dapat diambil secara garis besar dalam penelitian ini adalah 
museum Blambangan mempunyai koleksi yang berupa benda-  benda peninggalan 
sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah dengan model 
pembelajaran  living story  dengan menggunakan metode widya wisata. Dari 
kesimpulan tersebut maka diharapkan kepada para guru sejarah hendaknya 
menambah sumber belajar sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif 
dan untuk siswa supaya mengoptimalkan  hasil belajar, dan melatih diri untuk belajar 
mandiri dengan menggunakan museum sebagai sumber belajar.