Gaya Kepengarangan Dewi Lestari Dalam Novel Supernova: Kesatria, Putri, Dan Bintang Jatuh
Abstract
Novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh karya Dewi Lestari
merupakan novel yang memiliki gaya kepengarangan yang khas. Gaya
kepengarangan merupakan cara yang digunakan oleh Dewi Lestari dalam
memaparkan gagasan-gagasannya melalui aspek kebahasaan. Berdasarkan
pemaparan tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi; (1)
Bagaimanakah konstruksi tema dan penokohan di dalam novel Supernova:
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh karya Dewi Lestari?; (2) Bagaimanakah
bentuk penggunaan aspek kebahasaan berupa unsur leksikal, dan bahasa figuratif
sebagai gaya kepengarangan Dewi Lestari dalam novel Supernova: Kesatria,
Putri, dan Bintang Jatuh?; (3) Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian gaya
kepengarangan Dewi Lestari novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester genap?
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif.
Sumber data dalam penelitian adalah novel Supernova: Kesatria, Putri, dan
Bintang Jatuh karya Dewi Lestari cetakan kedua belas tahun 2016 terbitan PT
Bentang Pustaka, laman pribadi Dewi Lestari, serta silabus SMA kelas XII. Data
dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan yang berkaitan dengan konstruksi
tema dan penokohan, serta aspek kebahasaan berupa unsur leksikal dan bahasa
figuratif. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis
data meliputi: pengklasifikasian data berdasarkan permasalahan yang terdapat
dalam penelitian, pemfokusan masalah, deskripsi data, analisis data, interpretasi
data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan pembahasan dari rumusan masalah pertama menunjukkan bahwa
konstruksi tema yang digambarkan Dewi Lestari di dalam novel memiliki corak
humanis. Dewi Lestari menjadikan aspek keberadaan manusia sebagai poros
utama pengembangan konsep cerita di dalam novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, yakni manusia dalam rangka hubungannya dengan Tuhan dan
makna keberadaan dirinya di dalam kehidupan. Konstruksi penokohan di dalam
novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh menunjukkan bahwa cara
Dewi Lestari dalam mengonstruksikan penokohan adalah dengan menggunakan
metode telling- showing dualitas perspektif.
Berdasarkan pembahasan mengenai aspek kebahasaan, bentuk yang khas
dalam gaya kepengarangan Dewi Lestari tampak pada unsur leksikal dan bahasa
figuratif. Unsur leksikal memiliki corak “saintifik-futuristik” dengan kekhasan
penggunaan nama-nama tokoh dari berbagai bidang keilmuan, kata serta istilah
ilmiah, dan bahasa asing, yakni bahasa Inggris dan Portugis. Bahasa figuratif
dalam novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh merupakan bentuk
“estetika fungsional” dengan kekhasan penggunaan bentuk penyiasatan struktur
berupa kalimat bergaya asindenton, dan kalimat repetisi, serta pemajasan. Kalimat
bergaya asindenton yang digunakan oleh Dewi Lestari dalam novel memiliki
enam fungsi. Kalimat Repetisi yang terdapat dalam novel terdiri dari jenis repetisi
yaitu, epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, dan
anadiplosis, serta memiliki empat fungsi dalam pendeskripsian cerita. Pemajasan
dalam novel terdiri dari gaya bahasa kiasan yakni majas metafora, simile,
personifikasi, metonimia, alegori, sedangkan gaya bahasa retoris berupa majas
hiperbola, dan paradoks. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai alternatif materi
pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester genap. Kompetensi dasar yang
digunakan adalah 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel dan 4.9 Merancang
novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah di dalam novel Supernova: Kesatria,
Putri, dan Bintang Jatuh Dewi Lestari memiliki gaya kepengarangan yang
“humanis, metode telling-showing dualitas perspektif, saintifik-futuristik, dan
estetika fungsional”. Dewi Lestari menyampaikan konsep kehumanisan dengan
penyajian penokohan menggunakan metode telling-showing dualitas perspektif
melalui sarana unsur leksikal yang bercorak saintifik-futuristik dan bahasa
figuratif sebagai suatu bentuk estetika fungsional. Hasil penelitian dapat dijadikan
sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester genap.