Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru pada Tn. T dan Tn. J dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Tuberkulosis paru-paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang
parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit
ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan
nodus limfe sehingga menyebabkan kematian. Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta
penduduk dunia terinfeksi kuman tuberkulosis (WHO, 2015). Pada tahun 2014,
jumlah kasus tuberkulosis paru terbanyak berada wilayah Afrika (37%), wilayah
Asia Tenggara, dan wilayah Mediterania Timur (17%) (WHO, 2015). Prelevansi
tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 130 per 100.000 penduduk
(Kemenkes RI, 2015).
Penulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pada
klien Tuberkulosis Paru dengan masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di
Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan desain laporan kasus yang
menggunakan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi
pada 2 klien tuberkulosis paru dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas.
Hasil laporan kasus Asuhan keperawatan tuberkulosis paru dengan masalah
ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSUD dr Haryoto Lumajang pada kedua
klien dapat menujukan perbaikkan pada hari ketiga. Setelah melakukan beberapa
implementasi keperawatan salah satunya melatih batuk efektif yang dilakukan
pada kedua klien menunjukkan perbaikkan. Hal tersebut ditunjukan dengan
klien dapat mengeluarkan dahaknya, frekuensi pernafasan 22 – 24 x/menit
(normal), tidak ada suara nafas tambahan ronchi, batuk grok-grok sudah
berkurang.
Dari hasil laporan kasus diharapakan tenaga kesehatan untuk mengajarkan
pada pasien yang mengalami masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas
dengan menggunakan batuk efektif. Selain itu bagi Penulis selanjutnya diharapkan
untuk tidak mengangkat masalah yang sama pada klien dengan tuberculosis paru,
akan tetapi lebih baik membuat laporan kasus dengan masalah keperawatan lain
untuk memperluas jangkauan penanganan pada pasien tuberculosis paru dan
keluarga diharapkan dapat mendampingi pasien sedini mungkin terkait melatih
batuk efektif bila terjadi penumpukan sputum berlebihan.