Disiplin Tubuh Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate: Formasi Pembentukan Subjektivitas
Abstract
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam menerapkan praktik disiplin tubuh tidak
terlepas dari akar pada tradisi kejawen. Akar kultural tersebut, menjadi ritual yang harus
dilewati oleh siswa untuk menjadi warga dan praktik tersebut diterapkan pada ruang
kultural yang menjadi bagian dari keberadaan PSHT. Pada bulan Suro, yang dibaca
dalam tradisi Kejawen, merupakan puncak dari Ritual dalam PSHT yang menjadi bagian
dari pendisiplinan meliputi: latihan tubuh; mental; spiritual, dan pada konsekuensinya
dimaksudkan untuk membentuk subjektifitas warga. Dalam konteks tersebut, penelitian
ini memfokuskan pada bagaimanakah disiplin tubuh warga PSHT mampu dibentuk
dalam setting kultural Jember? Isu pernelitian ini menjadi urgent dalam menempatkan
tradisi kejawen yang menjadi bagian dari cara PSHT membentuk dan mengartikulasikan
identitas, yang kemudian menyebar dan berkembang dalam setting kultural Jember.
Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpespektif Foucaultian, yang
memfokuskan pada relasi kekuasaan yang tersusun melalui praktik wacana. Penelitian
ini menggunakan pendekatan diskursif yang menempatkan subjek pada ruang kekuasaan
yang muncul dari kesatuan-kesatuan pernyataan dan peristiwa yang menata bagaimana
moralitas pengetahuan digerakkan.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]