EFEK EKSTRAK KULIT BATANG MANGROVE (Sonneratia alba) TERHADAP PENURUNAN KADAR BUN DAN KREATININ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI CISPLATIN
Abstract
Cisplatin merupakan obat kemoterapi yang digunakan secara luas terutama
untuk membunuh sel tumor padat. Tantangan utama dalam kemoterapi cisplatin
adalah tingginya insidensi disfungsi ginjal. Cisplatin dapat menyebabkan gagal
ginjal akut, ditandai dengan penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) yang
menyebabkan retensi urea dan kreatinin dalam darah. Peningkatan Blood Urea
Nitrogen (BUN) dan kreatinin serum akibat cisplatin diperantarai oleh kerusakan
membran filtrasi glomerulus dan sel tubulus proksimal ginjal. Cisplatin
berkonjugasi dengan glutathione membentuk radikal bebas berupa tiol reaktif
yang dapat menyebabkan stres oksidatif sehingga memerlukan antioksidan untuk
menanggulanginya.
Salah satu sumber antioksidan terbesar terdapat dalam tanaman mangrove
(Sonneratia alba). Sonneratia alba merupakan jenis mangrove famili Lythraceae
dengan habitat di hutan yang berhadapan langsung dengan laut terbuka. Mangrove
(Sonneratia alba) mengandung senyawa polifenol yang terbukti dapat bertindak
sebagai antioksidan. Lupeol dan saponin dalam mangrove (Sonneratia alba) dapat
bertindak sebagai donor elektron dan menghambat peroksidasi lipid sehingga
dapat meningkatkan GFR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa
ekstrak kulit batang mangrove (Sonneratia alba) dapat menurunkan kadar BUN
dan kreatinin tikus wistar yang diinduksi cisplatin.
Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan rancangan
post test only control group design. Sejumlah 25 ekor tikus wistar jantan dengan
berat badan 100-200 gram dan usia 2-3 bulan, dibagi ke dalam lima kelompok,
yaitu kelompok normal (K(n)), kelompok kontrol negatif (K(-)), 3 kelompok
perlakuan berupa pemberian ekstrak metanol kulit batang mangrove (Sonneratia
alba) per oral selama 10 hari dengan dosis 5 mg/kg BB (P1), 10 mg/kg BB (P2),
dan 20 mg/kg BB (P3). Perlakuan berupa Induksi cisplatin dosis tunggal 5 mg/kg
BB dilakukan secara intraperitoneal pada hari ke-10 pada semua kelompok,
kecuali K(n). Hasil menunjukkan bahwa rerata kadar BUN dan kreatinin paling
rendah adalah pada K(n) (BUN 70,3 mg/dl; kreatinin 0,56 mg/dl) yang diikuti oleh
P3 (BUN 359,2 mg/dl; kreatinin 3,14 mg/dl). Pada P2 didapatkan rerata lebih
tinggi daripada P3 (BUN 368,4 mg/dl; kreatinin 3,38 mg/dl). P1 memiliki rerata
BUN lebih tinggi daripada K(n), P2, dan P3 (389,86 mg/dl) dengan rerata kreatinin
paling tinggi di antara semua kelompok (3,8 mg/dl). Rerata BUN paling tinggi
ditunjukkan oleh K(-) (393,62 mg/dl) dengan rerata kreatinin lebih tinggi daripada
K(n), P2, dan P3 (3,58 mg/dl). Data dianalisis menggunakan uji Post Hoc untuk
BUN dan Mann-Whitney untuk kreatinin. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna antara K(-) dengan perlakuan (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit batang mangrove (Sonneratia alba)
dosis 5, 10, dan 20 mg/kg BB belum dapat menurunkan kadar BUN dan kreatinin
serum tikus wistar yang diinduksi cisplatin.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]