Induksi Kalus Tanaman Gaharu (Gyrinops Verstegii) Menggunakan 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetid Acid)
Abstract
Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii) merupakan tanaman Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) dimana tanaman ini menghasilkan resin, terbentuk karena
adanya infeksi pada pohon baik secara alami ataupun buatan. Resin ini memiliki
nilai jual cukup tinggi, banyak dimanfaatkan untuk parfum, kosmetika, bahan
baku obat herbal, dan produk lainnya. Eksploitasi secara berlebih, menyebabkan
populasi gaharu semakin lama semakin menurun, hingga komisi CITES
(Convention on International Trade on Endangered Species of Wild Flora and
Fauna) menetapkan Gyrinops spp. masuk dalam Appendik II atau langka. Upaya
budidaya yang tepat merupakan salah satu langkah untuk mengatasi hal ini.
Perbanyakan menggunakan biji, stek maupun cangkok dirasa masih memiliki
kendala menjadikan perbanyakan dengan kultur jaringan sebagai alternatif
terhadap usaha perbanyakan tanaman gaharu.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi 2,4-D
terhadap induksi kalus embrionik (embriogenesis somatik) dari eksplan daun
tanaman gaharu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2016 di
Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian Universitas Jember. Perlakuan
yang diberikan terhadap eksplan daun tersebut diantaranya kombinasi dari 2,4-D
dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol); 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm. Pelaksanaan
penelitian dimulai dari pembuatan media, sterilisasi peralatan, sterilisasi eksplan
yang dilanjutkan induksi kalus. Variabel pengamatan dari penelitian ini
diantaranya adalah kedinian munculnya kalus, berat basah kalus, warna kalus dan
tekstur kalus.
Hasil analisis ragam menunjukkan variabel pengamatan kedinian
munculnya kalus berbeda tidak nyata. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada
berat basah kalus pada hari ke-28. Sedangkan untuk berat kalus pada hari ke-56
menunjukkan hasil berbeda sangat nyata. Hasil penelitian didapatkan pertumbuhan kalus dari eksplan daun tanaman gaharu cenderung lebih baik pada
konsentrasi 2,4-D 2 ppm. Pada perlakuan tersebut, kedinian munculnya kalus
sekitar 14 hari setelah tanam. Perlakuan 2,4-D 2 ppm memberikan hasil rata-rata
berat basah kalus cenderung lebih tinggi pada hari ke 28 dan 56 dengan nilai
berturut-turut 0,47 gram dan 1,48 gram. Kalus yang dihasilkan dari perlakuan 2,4D
2 ppm memiliki warna kuning 5 Y 8/8 dengan tekstur kalus yang remah.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]